Siapa Bilang Karateka Pendek Tak Bisa Kalahkan si Jangkung

- Tinggi badan tidak menjamin karateka menang kumite. Kunci utamanya keunggulan teknik, kecepatan, dan strategi saat bertanding.
- Karateka bertubuh pendek bisa memanfaatkan tendangan mae geri untuk mendapatkan poin bahkan dapat mencuri 3 poin lewat mawashi geri.
noDokter - Postur tubuh tinggi besar tidak jadi jaminan bisa mengalahkan dengan mudah lawan yang jauh lebih pendek. Hal ini berlaku bagi para karateka. Kunci utamanya adalah kesiapan fisik, teknik, dan mental, plus intelijensi untuk dapat mencuri poin.
Itu pula yang terjadi dengan karate nomor kumite. Seorang karateka yang lebih pendek tubuhnya tak berarti akan kalah ‘jangkauan’ dari lawan yang lebih jangkung. Justru, dia bisa dengan mudah menjangkau target.
Contohnya, legenda karate asal Uzbekistan Rafael Aghayev. Meski hanya memiliki badan 167 cm, ia mampu lima kali juara dunia karate nomor kumite, yakni pada 2006 di Tampere, Finlandia (kelas -70 kg), 2008 di Tokyo, Jepang (kelas 70 kg dan kelas terbuka), 2010 di Beograd, Serbia (kelas 75 kg), dan 2016 di Linz, Austria (kelas -75 kg).
Reputasi itu tentu tak diraihnya dengan gampang. Aghayev harus berjuang keras menaklukkan lawan-lawannya yang juga hebat. Termasuk, menghadapi lawan-lawan yang memiliki postur tubuh lebih tinggi seperti karateka Eropa.
Postur Tinggi Tak Menjamin Kemenangan
Bahkan, meski berasal dari Asia, ia mampu mengukuhkan diri sebagai karateka terbaik Eropa hingga 11 kali mulai dari 2004 di Moscow, Rusia, hingga 2018 di Novid Sad, Serbia. Ia mampu menaklukkan karateka-karateka Eropa yang jauh lebih tinggi badannya dengan kecepatan pukulan, kekuatan tendangan, dan kepandaiannya melihat timing serangan. Terpenting, ia mengaku seluruh kemenangan adalah karena dia bertanding dengan sepenuh hati dan kepercayaan diri yang tinggi.
“Karate adalah bagian hidup saya. Jadi, saya bertanding dengan sepenuh jiwa,” ujar Chagaev saat menjadi juara Eropa pada 2016 di Montpellier, Prancis, dalam tayangan Youtube pada 7 Mei 2016.
Kemenangan Chagaev atas lawan-lawan yang berpostur lebih tinggi tersebut menunjukkan bahwa tinggi badan tidak menjamin kesuksesan seseorang. Kunci utamanya tentu keunggulan teknik, kecepatan, dan strategi yang dimainkan saat bertanding. Di sinilah salah satu peran intelijensi atlet yang jeli melihat momentum untuk mencuri poin baik saat melakukan serangan maupun memanfaatkan counter attack atau serangan balik.
”Kalau kita ketemu lawan yang tinggi berarti jangkauan kita semakin jauh. Caranya adalah kita tetap menjaga jarak sesuai jarak serang kita agar bisa mendapatkan poin,” ujar mantan pelatih kumite tim nasional karate Indonesia Meity Kaseger kepada noDokter.
Butuh Strategi Jitu

Meity mengatakan, butuh strategi jitu untuk bisa mencuri poin dari lawan yang lebih tinggi postur tubuhnya. Salah satu adalah membidik target serangan ke bagian bawah lawan atau sekitar perut.
“Target yang paling dekat ke lawan adalah bagian bawah, yakni ke arah perut dan samping kiri kanan perut,” ucap karateka perguruan Shokaido tersebut.
Ia juga mengingatkan agar para karateka harus berani mengambil inisiatif serangan untuk dapat membongkar pertahanan lawan. Di sinilah perlunya kejelian mereka dalam melihat celah untuk dapat mencuri poin. Tapi, tentunya itu perlu didukung oleh kekuatan teknik dan kecepatan pukulan, sehingga poin yang dihasilkan benar-benar clear and clean.
“Seorang karateka harus berani membongkar pertahanan lawan agar bisa melakukan pukulan dan tendangan ke arah lawan,” tutur juara dunia SKIF kelas +60 kg pada 2000 itu.
Lantas, bagaimana strategi ketika menghadapi lawan yang sama pendek? Menurut Meity susah-susah gampang.
“Untuk lawan yang pendek justru agak susah-susah gampang karena targetnya lebih kecil. Namun, sasaran yang paling bisa adalah ke arah dada dan kepala lawan,” tegasnya.
Meity juga juga menyarankan agar karateka bisa memanfaatkan tendangan mae geri untuk mendapatkan poin. Bahkan, kalau memungkinkan karateka dapat mencuri 3 poin lewat mawashi geri.
“Tendangan mawashi geri dan ura mawashi geri itu memang sekarang lagi ngetren. Tapi, harus benar-benar sempurna tendangannya, baru bisa mendapatkan 3 poin 3,” tegas Meity. [RD]
“Karena ‘Sehat itu Gampang’ mari kita praktikan Olahraga, Diet dan Kesehatan Mental”