Sering Dengar Suara Aneh, Mungkin Anda Menderita Penyakit

- Seseorang bisa merasa mendengar sesuatu yang sebenarnya tak ada. Gejala ini disebut halusinasi, tepatnya halusinasi pendengaran.
- Halusinasi harus segera mendapatkan penanganan, karena pembiaran hanya akan menyebabkan gejala yang semakin parah.
noDOKTER—Pernah Anda mendengar seseorang bercerita bahwa dirinya sering mendengar suara aneh yang orang lain tak mendengarnya? Bukan bisikan yang jelas, melainkan suara-suara tak jelas yang membingungkan dirinya.
Anda benar bila mengatakan orang tersebut mungkin menderita halusinasi. Ada banyak halusinasi, dan yang umum terjadi—sebagaimana ia derita—adalah halusinasi pendengaran.
Sekilas halusinasi pendengaran
Halusinasi pendengaran adalah ketika Anda mendengar suara, misalnya suara orang, suara langkah kaki atau ketukan pintu, namun orang lain tidak mendengarnya, karena memang sebenarnya suara tersebut tidak nyata.
Ciri utama halusinasi pendengaran yaitu mendengar suara yang tidak terdengar oleh orang lain. Halusinasi bisa terjadi pada salah satu dari lima indera. Tetapi daripada jenis halusinasi lainnya, halusinasi pendengaran lebih umum terjadi.

Penyebab halusinasi pendengaran
Adapun penyebab halusinasi pendengaran umumnya terjadi karena :
- Gangguan mental
Halusinasi pendengaran sangat umum terjadi pada penderita skizofrenia. Namun, bisa juga terjadi pada penderita gangguan mental lain seperti gangguan bipolar, gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder), depresi berat, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD) .
- Gangguan pendengaran
Orang yang mengalami gangguan pendengaran pada salah satu atau kedua telinga dapat mengalami halusinasi pendengaran. Umumnya berupa munculnya suara aneh atau suara musik. Mereka yang mengeluhkan telinga berdengung atau tinitus juga berisiko mengalami halusinasi pendengaran.
- Gangguan tidur
Kurang tidur dapat membuat seseorang rentan mengalami halusinasi. Apalagi jika kurang tidur selama berhari-hari atau dalam periode yang cukup lama.
Selain itu, orang yang mengalami gangguan tidur dalam bentuk narkolepsi mungkin untuk mengalami halusinasi saat menjelang atau bangun tidur.
- Konsumsi alkohol dan obat terlarang
Konsumsi alkohol dan narkoba seperti ekstasi, LSD, dan kokain umumnya akan menyebabkan halusinasi penglihatan. Namun tak menutup kemungkinan juga dapat menyebabkan seseorang mendengar suara-suara yang sesungguhnya tidak ada.
- Migrain
Kerap kali saat seseorang mengalami migrain, perasaan melihat atau mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak ada, bisa saja terjadi. Apalagi jika orang tersebut juga mengalami depresi. Gejala munculnya halusinasi menjelang migrain ini disebut aura.
- Alzheimer, demensia dan parkinson
Penderita Alzheimer, demensia dan penyakit Parkinson sering mengalami halusinasi pendengaran. Sebagian penderita penyakit ini merasakan bahwa suara yang terdengar tampak begitu nyata sehingga mereka kerap menanggapi.
- Epilepsi
Selain mengalami kejang, penderita epilepsi juga dapat mengalami halusinasi. Pasien epilepsi biasanya akan mendengar adanya suara aneh, suara bising, suara keras, dan beberapa orang akan mendengar suara yang lebih kompleks.
Namun penderita yang sedang menjalani pengobatan baru atau mendapatkan obat dengan dosis yang lebih tinggi dari biasanya, halusinasi pendengaran bisa saja terjadi. Kondisi ini dan orang yang mengonsumi banyak obat.
Kondisi lain yang juga dapat menimbulkan halusinasi adalah demam tinggi, terutama pada anak dan lanjut usia. Juga pada beberapa jenis penyakit yang sudah memasuki stadium lanjut seperti AIDS, kanker otak serta gagal ginjal dan hati
Cara mengatasi halusinasi pendengaran
Pengobatan halusinasi perlu penyesuaian dengan penyebabnya. Karena itu penting untuk mendapat pemeriksaan dari dokter untuk mencari penyebab halusinasi sebelum memulai pengobatan.
Halusinasi perlu segera mendapatkan penanganan jika sering berulang, menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari atau hubungan dengan orang sekitar. Untuk mengatasi halusinasi bisa dengan pemberian obat-obatan seperti antipsikotik dan psikoterapi.
Dokter ahli kesehatan jiwa atau psikiater dapat mengevaluasi kondisi ini lebih lanjut dan menentukan langkah penanganan yang tepat untuk Anda. [ds]