Saturasi Oksigen Turun, Cobalah Lakukan Proning

• Kadar SpO2 yang sangat rendah dapat menyebabkan gejala serius yang terkenal sebagai hipoksemia.
• Proning adalah pasien berbaring tengkurap untuk meningkatkan kadar oksigen mereka.

noDokter - Penderita Covid-19 sering mengalami penurunan saturasi oksigen (SpO2) di bawah 94. Dalam kondisi ini, melakukan proning dapat mempertahankan ventilasi yang baik serta kemungkinan bisa menyelamatkan nyawa.

SpO2 adalah ukuran jumlah hemoglobin pembawa oksigen dalam darah relatif terhadap jumlah hemoglobin yang tidak membawa oksigen. Tubuh memerlukan tingkat oksigen tertentu dalam darah agar berfungsi secara efisien.

Faktanya, kadar SpO2 yang sangat rendah dapat menyebabkan gejala yang sangat serius. Kondisi ini adalah hipoksemia. Hipoksemia (rendahnya kadar oksigen dalam darah) dapat berubah menjadi hipoksia (rendahnya kadar oksigen dalam jaringan). Perkembangan ini dan perbedaan antara kedua kondisi ini penting untuk dipahami.

Cara terpenting agar tubuh mempertahankan kadar SpO2 yang sehat adalah melalui pernapasan. Paru-paru mengambil oksigen yang telah dihirup dan mengikatnya ke hemoglobin yang kemudian berjalan ke seluruh tubuh dengan muatan oksigen. Cara yang paling umum mengukur saturai oksigen dalam darah adalah dengan menggunakan oksimeter pulsa.

Pasien Covid-19 sering kali mengalami penurunan kadar SPO2. Cara yang kini banyak mendapat rekomendasi adalah melakukan Proning. Aktivitas ini bisa membantu pasien Covid-19 bernafas lebih mudah

Ketika kasus Covid-19 kembali melonjak, banyak yang menganjurkan latihan proning untuk meningkatkan kadar oksigen pada pasien positif Covid. Baik di isolasi rumah maupun di rumah sakit.

Apa Itu Proning?

Proning adalah pasien berbaring tengkurap untuk meningkatkan kadar oksigen mereka. Manfaat langsung dari proning, seperti dalam kasus baru-baru ini dari pasien positif Covid-19 berusia 82 tahun dari Gorakhpur, India yang kadar oksigennya meningkat dari 75 menjadi 94 setelah tidur dalam posisi tengkurap. Proning sebagai latihan sedang disarankan untuk pasien Covid-19 di rumah sakit, sehingga mereka mungkin tidak memerlukan dukungan oksigen tambahan.

Bagaimana Posisi Proning?

Saat telungkup, pasien berbaring tengkurap menggunakan bantal. Seseorang juga dapat berbaring di sisi kanan (lateral kanan), sisi kiri (kiri lateral) atau duduk pada sudut 60-90 derajat di 'posisi fowler'.

Secara medis, dokter menyarankan agar pasien tetap tengkurap minimal 30 menit hingga maksimal 2 jam. “Ini membantu meningkatkan ventilasi ke paru-paru dan karenanya kadar oksigen mulai membaik,” kata Dr Surendra Gupta, seorang dokter yang berbasis di Ludhiana.

Proning meningkatkan ventilasi ke paru-paru, dan menjaga unit alveoli (struktur berbentuk balon kecil berupa lorong terkecil dalam sistem pernapasan) terbuka. Akibatnya kemudian adalah memudahkan pernapasan.

Apa yang Dibutuhkan untuk Proning?

Yang kita butuhkan untuk proning adalah 3-5 bantal. Satu bantal letakkan di bawah leher, 1-2 bantal di bawah dada melalui paha atas, dan 2 bantal di bawah tulang kering. Seorang pasien harus berbaring tengkurap, sisi kanan dan kiri secara bergantian. Para ahli menyarankan bahwa setidaknya melakukan kegiatan ini selama 30 menit di setiap posisi tengkurap untuk hasil terbaik.

Siapa yang Tidak Boleh Melakukan Proning?

• Proning tidak boleh dilakukan selama kehamilan.
• Pasien yang memiliki trombosis vena dalam (diobati dalam waktu kurang dari 48 jam).
• Pasien dengan kondisi jantung berat, tulang paha yang tidak stabil atau patah tulang panggul.
• Hindari tengkurap selama satu jam setelah makan.
• Bantal dapat disesuaikan sedikit untuk mengubah area tekanan dan kenyamanan.
• Ruangan tempat pasien berbaring harus berventilasi baik.
• Seseorang tidak boleh mengabaikan luka tekan dan cedera.

Apa cara lain untuk meningkatkan kadar oksigen saat berada di isolasi rumah? Bernapas dalam-dalam, pranayama yoga, akses yang cukup ke udara segar, tetap terhidrasi, makan makanan kaya zat besi, atau olahraga ringan juga membantu meningkatkan kadar oksigen pasien. [*]