Banyak yang Keliru, Ini Perbedaan Psikolog dan Psikiater

5
header-img
  • Psikolog dan psikiater sama-sama berkutat pada penanganan dan pencegahan gangguan mental.
  • Psikolog hanya bisa mendiagnosa pasien bergejala ringan, sedang psikiater bisa meresepkan obat-obatan dan tindakan lanjutan.

noDokter - Dalam penanganan masalah kejiwaan, psikolog dan psikiater sering menjadi tempat peraduan. Meski keduanya berhubungan erat dengan masalah psikologis atau mental, tapi terdapat perbedaan mendasar antara kedua profesi ini.

Agar tak salah langkah ketika ingin menyelesaikan permasalahan mental, ada baiknya Anda cari tahu dahulu perbedaan antara psikolog dan psikiater berikut ini.

Apa Itu Psikolog?

Psikolog adalah ahli kejiwaan yang bisa menangani bergama kasus psikologis. Sejumlah penanganan yang bisa psikolog lakukan meliputi, mendiagnosa kejiwaan pasien dan memberikan terapi. 

Psikolog juga berkompeten untuk memberikan tes psikologi, seperti tes IQ, minat dan bakat. Nantinya, jawaban dari pasien yang menjadi acuan diagnosa kejiawaan seseorang.

Untuk menjadi psikolog, Anda harus lulus dari Fakultas Psikologi sebagai sarjana Psikologi terlebih dahulu. Kemudian, melanjutkan ke jenjang pendidikan psikologi profesi untuk mendapat lisensi sebagai psikolog.

Apa Itu Psikiater?

Psikiater adalah dokter dengan spesifikasi kejiwaan sebagai peminatan profesinya. Dalam hal penanganan kejiawaan, psikiater mampu mendiagnosa pasien dengan kondisi yang cenderung rumit, seperti gangguan bipolar hingga skizofrenia.

Tak hanya itu, psikiater juga bisa meresepkan sejumlah obat untuk pasien yang mendatanginya. Dokter psikiater pun bisa memberikan rujukan tindakan lain seperti terapi stimulasi otak hingga pemeriksaan laboratorium.

Berbeda dengan psikolog yang berawal dari jurusan psikologi, psikiater harus menempuh sarjana kedokteran terlebih dahulu. Kemudian melanjutkan pendidikan selama empat tahun di bidang psikiatri.

Psikolog dan Psikiater Beri Penanganan Berbeda

Pada dasarnya, keduanya memiliki area permasalahan yang sama, yaitu masalah kejiwaan. Masalah ini meliputi cara kerja otak, emosi, perasaan dan pikiran yang mempengaruhi perkembangan manusia. 

Mengutip dari WebMD, Kedua profesi ini juga memiliki upaya penyelesaian cukup serupa, yaitu, terapi, konseling, diagnosa hingga pencegahan.

Psikolog dan psikiater dalam praktiknya bisa bekerja sama untuk memberikan terapi yang terbaik untuk pasien. Misalnya, ada pasien yang datang ke psikolog dengan gangguan jiwa, psikolog bisa memberikan diagnosa dan terapi psikososial.

Kemudian, jika ada gejala berlanjut yang membutuhkan penanganan obat-obatan, psikiater bisa mengambil alih dan meresepkan sejumlah obat yang bisa pasien konsumsi.

Harus ke Mana Jika Punya Gangguan Mental?

Anda bisa datangi psikolog terlebih dahulu jika mengalami depresi ringan/Unsplash

Jika Anda memiliki gangguan pada psikologis, Anda bisa datang terlebih dahulu ke psikolog, untuk mendapat konseling. Psikolog akan merujuk Anda ke psikiater semisal Anda perlu diberi tindakan lanjutan.

Meski begitu, ada beberapa kondisi yang mengharuskan pasien untuk dibawa langsung ke psikiater. Contoh kasusnya seperti depresi atau skizofrenia yang sudah parah hingga merujuk ke tindakan melukai diri sendiri hingga bunuh diri.

Keduanya bisa saling melengkapi untuk memberikan penanganan yang terbaik bagi gangguan kejiwaan. Namun, karena psikolog tidak memiliki wewenang untuk meresepkan obat-obatan, psikiater memiliki jangkauan lebih luas.

Sumber: WebMD, Psychology Today


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.