Obat Herbal Efektif untuk Bantu Tetap Sehat

- Bagian tumbuhan obat herbal ini mulai dari daun, bunga, batang, akar, buah, bahkan bijinya.
- Meski aman, obat herbal kemasan juga berpotensi menyebabkan efek samping baik ringan maupun serius pada tubuh.
noDokter - Maraknya penggunaan obat herbal di Indonesia berhubungan pula dengan banyaknya jenis tumbuhan di negeri ini. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan tumbuhan yang melimpah. Saat ini tercatat, sekitar 47.000 tanaman herbal di Indonesia. Dari 47.000 kira-kira 2.000 sampai 5.000-an yang bisa kita gunakan untuk kesehatan.
Obat-obatan herbal berasal dari tumbuh-tumbuhan atau campuran ekstrak tumbuh-tumbuhan. Bagian tumbuhan obat herbal ini mulai dari daun, bunga, batang, akar, buah, bahkan bijinya. Kemudian bahan-bahan ini mengalami pemrosesan dan pengemasan dalam bentuk kapsul, tablet, minyak, salep, atau minuman dalam bentuk teh.
Tips aman mengonsumsi Obat Herbal
Sebagian besar bahan alami obat herbal memang aman untuk kita konsumsi. Meski aman, obat herbal kemasan juga berpotensi menyebabkan efek samping baik ringan maupun serius pada tubuh. Informasi mengenai efek samping yang mungkin terjadi biasanya tertera pada kemasannya.
Agar terhindar dari bahaya, berikut ini adalah tips aman mengkonsumsi obat herbal kemasan :
- Pastikan membeli produk yang telah terdaftar di BPOM RI.
- Jangan lupa cek tanggal kadaluarsa produk.
- Ikuti semua petunjuk pemakaian beserta dosis yang tercantum di kemasan.
- Hubungi layanan konsumen produk tersebut jika anda ingin mengetahui lebih jelas mengenai produk mereka.
- Jika anda punya penyakit tertentu, pastikan Anda berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.
1. Daun Pegagan (Centella Asiatica)
Herbal ini mengandung sejumlah zat bioaktif yang bersifat sebagai antioksidan, antivirus, antibakteri, dan antiulcer. Daun ini banyak orang gunakan untuk kecantikan dengan menjadikannya masker. Artinya, mereka menumbuk atau menghaluskan daun ini dan langsung mengaplikasikannya pada wajah yang sudah kita bersihkan.
Doktor dalam Bidang Ilmu Kedokteran di Universitas Indonesia, dr. Titi Fauzia Moertolo, SpKK mengatakan, daun antanan ini sangat efektif dalam mengatasi jerawat ringan, sedang atau berat.
Persentase keberhasilan masker centella mengobati jerawat dan mencegah skar atrofi (bopeng akibat jerawat di wajah) jauh lebih tinggi daripada penggunaan bahan kimia yang cenderung memiliki efek samping seperti gatal dan kulit memerah. Penggunanya pun tidak perlu mengonsumsi obat sama sekali.
2. Putri Malu (Mimosa Pudica)
Akar dari tanaman putri malu sangat baik untuk membantu mempercepat proses penyembuhan luka lebih cepat. Hal ini akibat akar putri malu mengandung fenol yang berfungsi untuk membunuh bakteri penyebab infeksi pada kulit. Caranya, jemur hingga kering kemudian mengalami pemrosesan menjadi bubuk, oleskan pada bagian kulit yang luka.
Dari hasil riset Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur menemukan bahwa tumbuhan putri malu membuktikan bahwa ekstrak akar Putri Malu bisa mempercepat penyembuhan luka pada penderita kencing manis. Dalam waktu dua hari luka sudah sembuh, padahal jika menggunakan tumbuhan herbal lain bisa 20-30 hari.
3. Rumput Mutiara (Oldenlandia diffusa)
Sejak dulu rumput mutiara sudah dimanfaatkan oleh masyarakat China sebagai obat kanker. Caranya cukup dengan merebusnya, kemudian minum airnya. Rumput mutiara mengandung dua senyawa aktif, yaitu asam ursolat dan asam oleanolat yang terbukti dapat mencegah perkembangan pembelahan sel kanker ke tahap yang lebih ganas.
Penelitian dari UGM, Yogyakarta membuktikan ekstrak rumput mutiara terbukti mencegah pembelahan sel kanker sebesar 30% dalam waktu 10 minggu. Dengan menjemur dan mengeringkan rumput mutiara, akan diperoleh 200 kapsul dari setiap 100 gram ekstrak rumput mutiara. Konsumsi yang disarankan oleh tim peneliti adalah 3 kali dalam sehari.
4. Bayam Duri ( Amaranthus spinosus )
Tanaman ini mirip bayam, tapi memiliki duri. Namun jika kita ambil daunnya saja, bisa kita manfaatkan sebagai obat demam karena karakteristik tanaman ini sebagai zat anti inflamasi (penurun panas). Caranya, ambil satu genggam daun segar digiling halus, tambahkan air secukupnya, tempelkan pada dahi.
Sebuah riset dari Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta menunjukkan bahwa ekstrak daun bayam duri mempunyai efektivitas sebagai anti inflamasi pada konsentrasi 100% dengan presentase daya hambatnya 30,04%. Walaupun pada konsentrasi 10% dan 50% memiliki efektivitas juga sebagai antiinflamasi dengan persentase daya hambatnya 13,99% dan 15,63%.
5. Alang-alang ( Imperata cylindrica )
Tanaman ini sering tumbuh di pekarangan, persawahan, atau lapangan yang tak terurus. Namun, kandungan zat aktif dalam tanaman ilalang ternyata berkhasiat dalam meredakan dan mengatasi diare. Caranya, minum rebusan akar alang-alang setelah buang air agar segera reda sakitnya. Air rebusan alang-alang juga berkhasiat meredakan panas dalam.
Dr Mao Shing Ni, seorang dokter pengobatan Taoist China, menyebutkan alang-alang atau imperata sering digunakan secara medis karena khasiat antibiotiknya. Ekstrak daun alang-alang mengandung tanin, saponin, flavonoid, terpenoid, alkaloid, fenol, dan cardiac glycoside. Kandungan senyawa fitokimia tersebut dalam farmasi dapat digunakan sebagai obat untuk diare.
6. Daun Sembukan ( Paederia foetida )
Tanaman ini memang memiliki bau yang kurang sedap. Namun, sifat antitusif dan mukolitik dari kandungan kimia daun ini membuatnya berkhasiat untuk meredakan dan menyembuhkan batuk terutama batuk berdahak. Anda bisa minum rebusan daun sembukan sebagai peluruh dahak.
Sebuah riset di Rumah Sakit Universitas Airlangga, Surabaya menemukan bahwa daun sembukan adalah penawar racun dengan kandungan unsur kimia di antaranya asperuloside, paederosida, scandoside, asam padeh rosidik, dan arbutin. Unsur-unsur kimia itulah yang menyebabkan sembukan memiliki efek mukolitik (peluruh dahak) dan berbagai efek baik lainnya bagi tubuh.
Pemanfaatan tanaman obat di Masa Pandemi
Dr. dr. Ina Rosalina, Sp.A(K)., M.Kes., MHKes., Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kemenkes RI menjelaskan, “Masyarakat Indonesia banyak menggunakan cara tradisional secara kultur daerah untuk menyehatkan tubuh. Di masa pandemi COVID-19, ketika orang tidak bisa pergi kemana-mana, mereka dapat membuat sendiri tanaman obat / ramuan secara hidroponik atau menggunakan tempat - tempat kecil di sekitar rumah.” Terbukti, khasiat tanaman obat tidak kalah dengan obat kimia yang ada di pasaran.
Tanaman obat sebagai Imunomodulator, yaitu penambah daya imunitas tubuh. Juga yang mengandung zat aktif, antara lain: Temulawak, Kunyit, Meniran, Kencur, Sunti, Temu Putih, Jahe Merah.
Tanaman obat berkhasiat mengurangi beberapa gejala yang berhubungan dengan COVID-19, antara lain:
- Kencur untuk Batuk Pilek
- Bawang Putih untuk Sakit Kepala
- Biji Pala untuk Sulit Tidur
- Jahe untuk Mual muntah
Tanaman obat untuk mengatasi faktor Komorbid, yaitu penyakit yang mungkin muncul bersamaan dengan COVID-19, antara lain:
- Seledri dan Bawang Putih untuk Tekanan Darah Tinggi
- Daun Salam dan Daun Sambiloto untuk Diabetes
- Daun Ceremai dan Daun Jati Belanda untuk Obesitas
Siapa saja yang sebaiknya menghindari pemakaian Pemakaian Obat Herbal
- Ibu Hamil dan menyusui : apa ibu hamil konsumsi bisa mempengaruhi kondisi janin hingga berakibat kepada keguguran, bayi lahir prematur, atau bayi terlahir cacat. Hal ini juga berlaku bagi ibu menyusui, asupan yang masuk ke tubuh ibu menyusui bisa terkandung di dalam asi. Zat yang terkandung pada obat herbal kemungkinan bisa berdampak kepada kesehatan bayi.
- Orang yang akan menjalani operasi : Terdapat sebagian obat herbal yang bisa memperlambat pembekuan darah atau mengencerkan darah. Ini bisa berdampak buruk jika obat herbal tersebut kita konsumsi sebelum menjalani operasi. Salah satu contohnya adalah ginkgo biloba. Konsumsi obat herbal ini harus kita hentikan minimal dua minggu sebelum operasi.
- Operasi yang sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu : obat herbal juga bisa menimbulkan efek samping serius jika mengonsumsinya bersamaan dengan obat-obatan medis, seperti obat penurun tekanan darah, obat pengencer darah, dan obat kencing manis. Salah satu obat herbal yang disarankan untuk tidak dikonsumsi berbarengan dengan obat-obatan tersebut adalah suplemen atau teh rosela
- Orang yang memiliki penyakit tertentu : obat herbal sambiloto banyak yang orang percaya mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tapi berbahaya jika dikonsumsi oleh penderita penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuhnya menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Obat herbal pegagangan dan kenikir tidak boleh dikonsumsi oleh penderita penyakit hati, karena bisa meningkatkan kerusakan hati.