Nomophobia Makin Menggejala, Kenali dan Waspadai!

- Nomophobia kependekan dari no mobile phone phobia ditandai dengan kekhawatiran berlebihan ketika berada jauh dari Ponsel atau gadget.
- Seseorang yang mengalami nomophobia di tempat kerja bisa dideteksi dengan mudah.
WWW.NODOKTER.COM - Anda merasakan Ponsel seperti dilem di tangan dan hati. Susah jauh dari Ponsel walau sebentar. Kadang panik ketika tak membawa Ponsel atau kehabisan baterai. Hati-hati bisa jadi Anda sudah mengidap nomophobia.
Apa itu nomophobia? Nomophobia kependekan dari no mobile phone phobia sebagai kekhawatiran yang berlebihan ketika berada jauh dari Ponsel atau gadget. Anda seperti terputus dari dunia luar.
Ketergantungan terhadap gadget semakin menjadi-jadi ketika pandemi COVID-19 kali ini. Waktu yang lebih banyak berada di rumah mau tidak mau mengandalkan gadget untuk berhubungan dengan dunia luar. Seperti percakapan dengan saudara, teman, penugasan pekerjaan atau sekadar menonton video untuk mengisi waktu luang.
Hasil riset YouGov RealTime pada 2019, menyebutkan, kekhawatiran pengguna terhadap daya tahan baterai smartphone yang menipis berpotensi menimbulkan kepanikan.
Mengecek notifikasi
Gejala nomophobia biasanya muncul ketika merasa harus segera mengecek notifikasi dan meresponnya. Seseorang yang mengalami nomophobia di tempat kerja bisa terlihat dengan mudah. Ia selalu memastikan ponsel dalam jarak dekat –di meja kerja, atau di saku-. Bahkan ia menggunakan ponsel di waktu dan tempat yang tidak tepat seperti di tengah-tengah pertemuan bisnis.
Sementara ketika di rumah, seringkali gara-gara nomophobia mengganggu kebersamaan bersama keluarga. Seringkali hal itu memicu terjadinya kesalahpahaman. Sedangkan di tempat kerja, bisa mengorbankan produktivitas. Nomophobia memang belum masuk kategori penyakit. Tapi, rasa gundah dan gelisah yang timbul ketika merasa kehilangan Ponsel, lama-lama bisa menjadi penyakit.
Mengurangi nomophobia
Ada beberapa cara untuk mengurangi nomophobia. Seperti perlunya membuat batasan penggunaan ponsel di waktu-waktu tertentu. Antara lain tidak menggunakan ponsel saat makan siang, atau tidak memegang ponsel ketika berbicara dengan rekan kerja. Anda harus disiplin dan mematuhi aturan sendiri. Jika sudah terbiasa dengan aturan sederhana, Anda bisa meningkatkan level aturan atau lama waktu tidak memegang ponsel.
Selain itu, Anda bisa mematikan Ponsel saat sedang kerja. Memang hal ini bisa saja melewatkan panggilan masuk dari atasan atau klien. Tetapi, Anda tidak perlu mematikan ponsel sepanjang hari. Anda bisa mengatur ponsel dalam mode pesawat atau tanpa notifikasi dari jam 09.00 sampai 12.00. Jika ingin berhubungan dengan atasan atau klien, bisa melalui email. Setelah jam makan siang, Anda bisa menyalakan ponsel kembali.
Lebih banyak berbicara secara tatap muka juga bisa menjadi salah satu cara mengurangi nomopobhia. Sapalah rekan kerja Anda, dan memulai obrolan ringan. Jika bekerja di ruangan sendiri, Anda bisa menelepon seseorang yang bisa memberikan pengaruh positif.
Ubah notifikasi agar tidak terdorong mengecek ponsel setiap saat. Anda bisa menyalakan notifikasi pada aplikasi berita, telepon dan pesan singkat. Sementara itu, matikan semua notifikasi pada aplikasi yang membuat Anda senang di waktu luang, hanya nyalakan ikon saja. Sementara untuk aplikasi tidak penting dan tidak relevan dengan kehidupan bisa dimatikan sama sekali.
Nomophobia juga bisa dihindari dengan cara memisahkan diri dari ponsel. Sebab, saat ponsel berada dekat, maka Anda akan selalu tergoda untuk mengeceknya. Simpan Ponsel di dalam tas atau tinggalkan di meja saat makan atau keluar rumah/kantor. [*]