Mental Health Gym, Tempat Latihan Kebugaran Mental
- Gym tidak hanya berkutat masalah kesehatan fisik ternyata, karena ada gym khusus untuk kebugaran mental.
- Serupa dengan gym pada umumnya, tempat ini juga bertujuan untuk lakukan tindakan preventif terkait kesehatan mental.
noDokter - Ketika mendengar kata gym, tentunya Anda langsung membayangkan tempat kebugaran yang menawarkan banyak kegiatan lengkap dengan alatnya. Gym juga identik dengan kesehatan jasmani karena kegiatannya mengharuskan penggunaan fisik.
Namun, ternyata ada juga gym yang dikhususkan untuk kesehatan mental. Tempat ini menawarkan sejumlah kegiatan dan servis yang bertujuan agar pengunjung sehat secara mental, bukan hanya fisik.
Apa Kegiatan yang Disediakan Gym untuk Mental?
Mental Health Gym bukanlah tempat konseling atau terapi, mereka menawarkan kegiatan lebih dari itu. Tujuannya adalah menjadi tempat untuk melatih kebugaran mental.
- Kelas Emotional Fitness
Salah satu kegiatan yang termasuk ke dalam gym ini, adalah emotional fitness yang bisa berupa kelas yang menyuguhkan beragam topik. Kelas ini biasanya diselenggarakan dengan grup kecil yang bisa membuat kelas lebih intim dan mendalam.
Kelas khusus ini juga biasanya dibuat dalam beberapa pertemuan, dengan satu kali pertemuan selama 1 jam. Dalam kelas ini, Anda juga bisa sharing apapun yang berkaitan dengan topik kesehatan mental yang Anda pilih.
- Sesi Sharing dengan Penasihat
Kegiatan lainnya adalah sesi sharing empat mata dengan penasihat. Konselor yang mereka sediakan biasanya profesional ataupun mereka yang punya pengalaman serupa.
Anda bisa mendapatkan pandangan yang lebih spesifik tentang apapun yang Anda rasakan. Jika Anda susah terbuka dalam suatu komunitas, mungkin sesi one-on-one ini bisa menjadi pilihannya.
- Latihan Fisik Ringan
Bukan gym namanya jika tidak ada pelatihan yang melibatkan fisik. Ya, gym untuk mental juga biasanya menawarkan kelas latihan fisik, yang tentunya berhubungan dengan kebugaran mental.
Beberapa tempat gym untuk mental ini menyediakan kelas yoga, latihan pernafasan, hingga kardio dengan intensitas ringan.
Semakin Populer Sejak Pandemi
Tempat gym khusus untuk kesehatan mental semakin populer semenjak merebaknya pandemi tahun lalu. Mengutip Healthline, sekitar 4 dari 10 orang memiliki kecenderungan depresi saat harus berdiam di rumah saat pandemi.
Menurut New York Times, kondisi ini juga menyulitkan para terapis profesional yang biasanya mendapat banyak kunjungan dari pasien. Dengan kondisi ekonomi memburuk serta kesulitan akses, banyak pasien yang akhirnya meninggalkan sesi terapi bersama psikolog tersebut.
Maka, dengan keadaan ini, gym untuk kesehatan mental bisa menjadi pilihan terbaik bagi mereka yang harus berhadapan dengan depresi saat pandemi.
Apalagi sekarang, banyak pula tempat gym ini yang menyediakan kelas secara virtual, sehingga memudahkan siapapun yang membutuhkan pertolongan untuk mengaksesnya.
Mental Health Gym juga menawarkan harga yang tentunya jauh lebih terjangkau. Selain itu, waktu yang felksibel juga menjadi daya tarik sendiri dari tempat kebugaran ini.
Tujuan Preventif
Serupa dengan tempat gym yang memiliki tujuan menyehatkan fisik sebelum sakit, tempat kebugaran mental juga punya tujuan preventif yang sama.
Gym untuk mental ingin membekali orang-orang dengan pengetahuan penting untuk mencegah mental breakdown atau penyakit mental berlanjut.
Walaupun beberapa tempat menawarkan konseling, namun biasanya mereka tak menggunakan jasa psikolog ataupun dokter psikiatri. Beberapa dari mereka menggaet lulusan Ilmu Psikologi untuk menjadi konselor.
Konselor di sini juga lebih banyak mendengar dibanding nantinya memberi diagnosa atau bahkan meresepkan obat-obatan.
Jadi, walaupun memiliki area yang sama, tempat gym ini bukan menjadi saingan namun bisa berjalan beriringan dengan tempat terapis profesional.
Walaupun masih terkesan tabu untuk dibicarakan masyarakat Indonesia, gym untuk kesehatan mental sudah banyak ditemukan. NoDokter juga seringkali mengadakan kelas khusus untuk kesehatan mental ataupun fisik. Mau tahu tips kesehatan lainnya? Cek di sini ya!
Sumber: Healthline