Lapar Ingin Makan atau Perlu Makan, Apa Bedanya?

1
header-img
  • Anda sering lapar tapi belum saatnya makan. Atau tidak merasa lapar meskipun terlewat jam makan. Hati-hati, karena keduanya berisiko.
  • Tak ada garis tebal antara ingin makan dan perlu makan.

noDokter - Anda sering merasa lapar tapi belum saatnya makan. Atau tidak merasa lapar meskipun sudah terlewat jam makan. Hati-hati, karena keduanya berisiko bagi tubuh Anda.

Tak ada garis tebal antara ingin makan dan perlu makan. Telat makan berisiko bagi tubuh karena bisa Anda bisa kekurangan asupan energi dan memicu asam lambung. Sementara makan walaupun belum lapar juga berisiko mengalami obesitas atau kenaikan berat badan, diikuti kondisi lain seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.

Rasa lapar ditandai sebagai stimulus internal yang memulai tindakan asupan makanan. Mengkonsumsi makanan sebagai respons terhadap kelaparan dianggap sebagai langkah di antara proses pengaturan makanan.

Namun seringkali rangsangan kelaparan tidak dipengaruhi oleh asupan makanan, tetapi oleh banyak faktor. Antara lain makanan yang menggoda, faktor intrinsik seperti emosi yang kuat dan faktor sosial seperti makan untuk menemani seseorang.

Selain itu, ada banyak sensasi tubuh nonspesifik seperti mual, haus, dan nyeri yang disalahartikan sebagai rasa lapar. Perasaan ini bisa membingungkan karena cenderung menghilang hanya untuk sementara setelah makanan, tetapi muncul kembali beberapa saat kemudian, mengakibatkan asupan kalori berlebih untuk hari itu.

Mengidentifikasi lapar

Berikut yang perlu diperhatikan untuk memahami apakah perut Anda benar-benar lapar, seperti dikutip dari Boldsky, kemarin:

1. Kapan terakhir kali Anda makan

Jika sudah beberapa jam Anda tidak makan, inilah saatnya mempertimbangkan untuk makan. Pahami bahwa rangsangan lapar Anda nyata dan ambillah makanan.

2. Apa yang Anda makan dalam makanan terakhir

Jika Anda memiliki porsi kecil makanan di makanan terakhir Anda, Anda dapat mempercayai intuisi Anda untuk lapar dan makan.

3. Waspadai gejala fisik

Jika secara fisik Anda merasakan sensasi seperti perut kontraksi, perut kosong atau cekung, kehilangan energi, gemetar, lemas dan mudah tersinggung, itu pertanda bahwa Anda benar-benar lapar.

4. Pahami suasana hati Anda

Orang-orang sering kali cenderung makan berlebihan saat mereka bahagia, stres, sedih atau lelah. Pahami faktor emosional Anda dan hindari kebingungan antara rasa lapar dan perasaan ini. Ingat, ketika mengidam Anda tidak terkait dengan rasa lapar, memakan makanan juga tidak akan memuaskan Anda.

5. Konsentrasi saat makan

Makan dengan penuh perhatian berarti memahami sinyal rasa lapar dari tubuh Anda dan karenanya mengonsumsi makanan. Ini adalah bentuk meditasi yang memperhatikan makanan kita pada setiap gigitan yang kita makan, tanpa penilaian apa pun.

6. Ambil segelas air

Jika Anda makan hanya satu jam kembali dan merasa ingin makan lagi, hindari stimulus dengan mengambil segelas air. Ini akan mengisi perut dan juga memberi Anda rasa kenyang.

7. Mencatat pemicu.

Kegiatan ini dapat membantu mengidentifikasi apakah Anda benar-benar lapar atau karena stres, kesedihan, atau kelelahan. Cobalah untuk menghindari faktor-faktor tersebut dengan melakukan meditasi atau yoga.

8. Alihkan pikiran

Jika Anda memiliki kebiasaan meraih sesuatu tanpa merasa lapar, hancurkan polanya dan coba alihkan pikiran dengan aktivitas seperti berjalan-jalan, berbicara dengan teman, menonton video lucu, atau melakukan pekerjaan rumah tangga.

9. Konsumsi makanan kaya serat

Beberapa makanan hanya memberi Anda energi instan tetapi tidak membuat Anda kenyang lebih lama. Sertakan lebih banyak makanan kaya serat dalam makanan karena makanan itu memberi Anda rasa kenyang, mengatur kadar glukosa dan membuat Anda kenyang lebih lama sehingga tidak akan mengambil camilan ekstra lagi.

10. Cukup tidur

Kurang tidur dapat mengganggu hormon perangsang nafsu makan yakni ghrelin. Peningkatan produksi hormon ini dapat membuat Anda merasa ingin makan hampir sepanjang waktu. Karena itu, atur waktu tidur yang cukup dan tepat waktu untuk mengontrol nafsu makan.

11. Sertakan protein dan singkirkan karbohidrat olahan

Konsumsi makanan kaya protein seperti unggas, kacang-kacangan, polong-polongan, dan produk susu. Mereka memiliki sifat pengurang rasa lapar yang membantu mengurangi asupan kalori hingga sekitar 50 persen. Selain itu, hindari karbohidrat olahan seperti tepung putih karena dapat dicerna dengan cepat dan memicu rasa lapar dalam waktu singkat.

12. Hindari terlalu banyak berolahraga

Olahraga baik untuk kesehatan, tetapi melakukan olahraga berat dalam waktu lama dapat mempercepat metabolisme dan meningkatkan nafsu makan. Konsumsi makanan yang cukup sebagai bahan bakar Anda untuk berolahraga dan bukan menambah asupan kalori Anda.

13. Hindari terlalu banyak alkohol

Terlalu banyak konsumsi alkohol dapat memengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar. Hal tersebut dapat membuat Anda mengonsumsi lebih banyak daripada dengan orang yang tidak mengonsumsi alkohol. Batasi konsumsi alkohol untuk mengatur nafsu makan. [*]

Sumber: Boldsky

Foto: Shutterstock


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.