Languishing, Gangguan Kesehatan Mental Dominan Saat Pandemi

8
header-img
  • Languishing adalah sikap apatis, gelisah, tidak tenang, hampa, merana atau kurangnya semangat dalam hidup.
  • Tidak seperti gangguan panik atau depresi yang merupakan gangguan psikologis, languishing seperti sebuah rangkaian emosi.

noDokter - Gejala gangguan mental melanda banyak orang yang tidak siap mengalami ketakutan dan kesedihan sepanjang pandemi COVID-19. Gejala yang paling banyak muncul saat ini adalah languishing, kondisi emosi seperti tanpa harapan.

Awalnya, mungkin banyak orang yang tidak mengenali gejala ini. Kita sering dengar teman-teman mengeluhkan bahwa mereka sulit berkonsentrasi. Rekan kerja melaporkan bahwa meskipun program vaksinasi terus dilakukan, mereka tidak bersemangat menghadapi 2021. Ada juga orang terus menonton film meskipun sudah hafal benar alur film ini. Atau alih-alih bangkit dari tempat tidur pada jam 6 pagi, seseorang memilih berbaring di sana sampai siang, bermalas-malasan sambil bermain media sosial di ponselnya.

Kondisi ini bukan akibat kelelahan, karena orang-orang seperti ini masih memiliki energi. Bukan pula termasuk depresi karena memang tidak merasa putus asa. Yang terasa adalah tanpa kegembiraan, malas bergerak dan tanpa tujuan. Inilah yang dinamakan languishing seperti merana atau kehampaan hidup.

Languishing adalah sikap apatis, perasaan gelisah, tidak tenang, perasaan hampa atau kurangnya minat dalam hidup atau yang membuat kita bahagia. Languishing tidak seperti gangguan panik atau depresi yang merupakan gangguan psikologis. Tetapi pada dasarnya adalah serangkaian emosi. Ini yang terjadi pada emosi dominan di 2021 setelah menjalani masa Pandemi yang panjang.

Otak Siaga Tinggi di Awal Pandemi

Pada awal pandemi, kemungkinan sistem deteksi ancaman otak yang disebut amigdala dalam keadaan siaga tinggi melakukan fight and flight (melawan atau lari). Saat Anda mengetahui bahwa masker membantu melindungi, Anda mungkin mengembangkan rutinitas yang meredakan rasa takut. Tetapi pandemi telah berlarut-larut, dan penderitaan akut telah berubah menjadi kondisi kronis yang merana.

Dalam psikologi, kita memikirkan tentang kesehatan mental dalam spektrum mulai dari depresi hingga flourishing. Flourishing sinonim dari level kesejahteraan mental yang tinggi dan melambangkan kesehatan mental. Sementara depresi adalah Anda merasa putus asa, terkuras tenaga dan perasaan tidak berharga.

Ilustrasi/Getty Images

Languishing Berada di Tengah

Languishing berada di tengah di antara depresi dan flourishing yang sering terabaikan dari kesehatan mental. Anda tidak memiliki gejala penyakit mental, tetapi bukan berarti Anda sehat secara mental. Anda secara mental tidak berfungsi dengan kapasitas penuh.

Languishing mengurangi motivasi Anda, mengganggu kemampuan untuk fokus, dan menyebabkan kemungkinan berkurangnya kualitas pekerjaan. Tampaknya lebih umum daripada depresi berat. Dalam beberapa hal mungkin menjadi faktor risiko yang lebih besar untuk penyakit mental.

Istilah languishing diciptakan sosiolog bernama Corey Keyes, yang terkejut bahwa banyak orang tidak depresi tetapi juga tidak sejahtera secara mental. Penelitiannya menunjukkan bahwa orang yang paling mungkin mengalami depresi berat dan gangguan kecemasan dalam dekade berikutnya bukanlah orang yang mengalami gejala tersebut saat ini.

Mereka adalah orang-orang yang sedang merana sekarang. Bukti baru dari petugas perawatan kesehatan pandemi di Italia menunjukkan bahwa mereka yang berada di musim semi tahun 2020 tiga kali lebih mungkin didiagnosis dengan gangguan stres pasca-trauma dibandingkan rekan-rekan mereka.

Bagian dari bahayanya adalah ketika Anda merasa hampa, mungkin tidak menyadari berkurangnya kegembiraan atau berkurangnya semangat hidup. Anda tidak merasa kesepian dan cemas serta tidak dapat merasakan penderitaan Anda sendiri. Anda tidak mencari bantuan atau bahkan berbuat banyak untuk membantu diri Anda sendiri. Bahkan Anda sebenarnya mengenali orang-orang yang seperti itu. Jika Anda memahami dengan lebih baik tentu dapat membantu mereka.

Penawar untuk Languishing

Para peneliti masih harus banyak belajar tentang apa yang menyebabkan languishing dan bagaimana menyembuhkannya. Jadi apa yang bisa kita lakukan? Sebuah konsep yang disebut "Flow" mungkin merupakan penawar. Flow ibarat Anda mengikuti aliran yang Anda alami ketika menghadapi tantangan sulit.

Fokus pada Tujuan Kecil

Pandemi memang merugikan. Untuk mengatasi languishing, cobalah mulai dengan kemenangan kecil, seperti memahami lelucon atau melakukan permainnan kata tujuh huruf. Fokuslah pada bagaimana keberhasilan menangani sebuah kesulitan, tantangan yang memperluas keterampilan dan mempertinggi semangat Anda.

Itu berarti menggunakan waktu sehari-hari untuk fokus pada tantangan yang penting. Misalnya pada proyek yang menarik, tujuan yang penting hingga percakapan yang bermakna. Terkadang ini adalah langkah kecil untuk menemukan kembali energi dan antusiasme yang Anda lewatkan selama berbulan-bulan ini.

Languishing tidak hanya ada di kepala tapi juga keadaan nyata. Anda tidak dapat menyembuhkan budaya yang sakit dengan perban pribadi. Kita masih hidup di dunia yang menormalkan tantangan kesehatan fisik tetapi menstigmatisasi tantangan kesehatan mental. [*]


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.