Kenali Teknik Kompres dan Aturannya

1
header-img
  • Kompres hangat cocok untuk pada penderita nyeri sendi tanpa gejala peradangan.
  • Kompres dingin lebih tepat pada sendi dengan tanda peradangan, seperti timbul kemerahan dan bengkak.

noDokter Saat sendi terasa nyeri, biasanya kita mengkompresnya sebagai pertolongan pertama. Secara umum, ada dua teknik kompres, yakni kompres hangat dan dingin. Mana yang terbaik? Agar kompres bisa bekerja dengan efektif, penting bagi kita untuk mengetahui manfaat dan cara penggunaannya.

Manfaat Kompres

Sendi terasa nyeri adalah salah satu keluhan yang sering terjadi, khususnya bagi kita yang sudah lanjut usia. Keluhan ini penyebabnya dari berbagai hal, seperti pengapuran sendi (osteoarthritis), penyakit rematik (rheumatoid arthritis), artritis asam urat (gout arthritis), dan artritis akibat infeksi (septic arthritis).

Kompres jadi salah satu terapi tanpa obat yang kerap menjadi pilihan bagi penderita nyeri sendi. Penggunaan kompres di bagian tubuh tertentu atau seluruh tubuh bisa menjadi cara alternatif untuk meredakan keluhan nyeri, seperti nyeri karena terkilir atau bengkak. 

Namun hingga saat ini masih terdapat kontroversi mengenai jenis kompres terbaik. Ada yang menyarankan kompres dingin, sementara yang lainnya menyarankan kompres hangat. Mana yang benar? Pada dasarnya, baik kompres hangat maupun kompres dingin bermanfaat untuk mengurangi nyeri sendi. Hanya saja, tujuan, penggunaan, dan aturan kompres berbeda.

Jenis Kompres

Perhatikan aturan dan penggunaan dua jenis kompres berikut.

Kompres Hangat

Teknik kompres hangat cocok untuk penderita nyeri sendi tanpa gejala peradangan. Kompres hangat berfungsi melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah ke sel dan jaringan tubuh menjadi lancar. 

Jika mengalami nyeri sendi tanpa gejala peradangan, seperti pada pengapuran sendi, pilihlah kompres hangat untuk mengurangi gejalanya. Akan tetapi perlu jika kompres hangat tidak dapat digunakan untuk mengompres bagian tubuh yang memar, bengkak, atau mengalami luka terbuka.

Selain itu, berikut ada beberapa kondisi lain yang cocok dengan pemberian kompres hangat. Seperti nyeri dan kaku pada sendi akibat arthritis, sakit kepala, nyeri atau kram otot, nyeri punggung, nyeri kronis, misalnya pada kondisi fibromyalgia, cedera otot atau persendian, seperti keseleo, dan demam.

Kompres hangat dapat tepat untuk durasi yang lebih lama ketimbang kompres dingin, kurang lebih selama 15–20 menit. Saat hendak menggunakan kompres hangat, pastikan suhu kompres tidak terlalu panas guna mencegah terjadinya luka bakar pada kulit. Jangan lupa lapisi kulit dengan handuk terlebih dahulu sebelum menggunakan kompres. Untuk meredakan rasa nyeri yang parah, Anda bisa berendam di air hangat selama 30 menit hingga maksimal 2 jam. Kita bisa melakukan terapi ini paling lama 1–2 minggu.

Kompres Dingin

Teknik kompres dingin lebih tepat kita terapkan pada sendi dengan tanda peradangan, seperti timbul kemerahan dan bengkak. Kompres dingin dapat membantu mengurangi rasa nyeri, pembengkakan, dan peradangan akibat cedera.

Misalnya saat mengalami nyeri sendi dengan gejala peradangan, seperti penyakit rematik, artritis asam urat, dan artritis akibat infeksi. Kompres dingin juga tepat untuk menangani kondisi cedera akut atau cedera yang baru saja terjadi, misalnya luka memar atau keseleo. 

Selain itu, kompres dingin juga tepat untuk menangani beberapa kondisi lain. Seperti pipi bengkak akibat sakit gigi, gigitan serangga, kulit gatal atau terbakar matahari, nyeri sendi, migrain, serta cedera. Atau peradangan pada jaringan otot atau jaringan penyambung, misalnya tendonitis dan bursitis.

Akan tetapi, kompres dingin sebaiknya tidak kita terapkan pada otot atau sendi yang kaku. Juga orang yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi. Demikian pula pada orang yang memiliki keluhan mati rasa atau kesemutan akibat gangguan sensorik. 

Kompres dingin bisa menggunakan es batu atau gel beku yang terbungkus kain. Bisa juga dengan menggunakan handuk dan celupkan ke air dingin. Durasi mengkompres yang terbaik adalah 10–15 menit hingga maksimal 20 menit. 

Hindari memberikan kompres dingin terlalu lama karena dapat menghambat sirkulasi darah dan mengganggu proses penyembuhan cedera. Dalam penanganan cedera, terapi kompres dingin hanya boleh pada rentang waktu paling lama 48 jam. (*)

Photo by Engin Akyurt from Pexels


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.