Hormon Aldosteron Berlebih, Seberapa Gawat Dampaknya?

- Penyakit ini akibat salah satu atau kedua kelenjar adrenal menghasilkan terlalu banyak hormon aldosteron yang berguna mengendalikan tekanan darah.
- Kondisi ini berbahaya dan harus segera berkonsultasi dengan dokter manakala Anda temukan gejala-gejalanya.
WWW.NODOKTER.COM--Hyperaldosteronism—di-Indonesiakan hiperaldosteronisme—adalah suatu kondisi di mana salah satu atau kedua kelenjar adrenal menghasilkan terlalu banyak hormon aldosteron. Aldosteron adalah hormon (zat yang diproduksi oleh tubuh) yang membantu mengontrol kadar kalium dan natrium dalam darah, guna mengendalikan tekanan darah.
Akibat hormon aldosteron terlalu banyak, tubuh pun kehilangan terlalu banyak kalium dan menahan terlalu banyak natrium. Akibatnya terjadi peningkatan retensi air, volume darah, dan tekanan darah.
Ciri dan gejala hiperaldosteronisme
Gejala utama hiperaldosteronisme adalah tekanan darah tinggi, yang dapat berkisar dari sedang hingga parah. Dalam beberapa kasus, tekanan darah tinggi karena hiperaldosteronisme tidak merespons pengobatan umum dengan baik, sehingga diperlukan pengobatan khusus.
Tekanan darah tinggi akibat hiperaldosteronisme biasanya tidak memiliki gejala. Tetapi jika ya, gejala yang muncul dapat mencakup:
- Sakit kepala Pusing
- Masalah penglihatan
- Nyeri dada
- Sesak napas
Gejala utama hiperaldosteronisme lainnya adalah hipokalemia, yang mengacu pada kadar kalium yang rendah dalam darah. Meskipun tidak selalu menimbulkan gejala, kasus hipokalemia yang lebih moderat dapat menyebabkan:
- Kelelahan
- Kram otot
- Haus meningkat
- Peningkatan buang air kecil
- Kelemahan otot
- Palpitasi

Kapan memeriksakan diri ke dokter?
Bila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi seperti di atas, segerlaha memeriksakan diri ke dokter. Terlebih jika gejala tersebut sudah berlangsung cukup lama dan semakin bertambah intensitasnya.
Penanganan medis perlu untuk mengatasi kondisi ini sebelum bertambah parah dan bisa membahayakan penderitanya.
Penyebab Hiperaldosteronisme
Melihat penyebab yang mendasarinya, ada dua jenis hiperaldosteronisme, yakni hiperaldosteronisme primer dan hiperaldosteronisme sekunder. Meski memiliki gejala yang serupa, penyebab keduanya berbeda.
- 1 Hiperaldosteronisme Primer
Penyebab hiperaldosteronisme primer biasanya karena adanya masalah pada salah satu atau kedua kelenjar adrenal. Kondisi ini juga dikenal sebagai sindrom Conn (Conn’s syndrome).
Beberapa orang terlahir dengan abnormalitas pada kelenjar adrenal ini. Namun ada juga yang memilikinya karena:
-Tumor jinak di salah satu kelenjar adrenal
-Kanker adrenokortikal, yang merupakan tumor kanker penghasil aldosteron langka --Glukokortikoid-aldosteronisme remediable, yakni sejenis aldosteronisme turunan dari keluarga
-Penyakit bawaan lainnya yang memengaruhi kelenjar adrenal
- 2 Hiperaldosteronisme sekunder
Hiperaldosteronisme sekunder terjadi karena sesuatu di luar kelenjar adrenal. Ini biasanya terkait dengan berkurangnya aliran darah ke ginjal. Beberapa hal dapat menyebabkan hal tersebut antara lain sebagai berikut:
- Penyumbatan atau penyempitan arteri ginjal
- Penyakit hati kronis
- Gagal jantung
- Penggunaan obat diuretik
Diagnosis Hiperaldosteronisme
Jika Anda memiliki gejala hiperaldosteronisme, dokter kemungkinan akan memulai dengan melakukan tes darah untuk memeriksa kadar aldosteron dan renin, yakni enzim produksi ginjal untuk kemudian bekerja bersama aldosteron dalam membantu mengendalikan tekanan darah.
Orang dengan hiperaldosteronisme umumnya memiliki kadar renin rendah dan sebaliknya, kadar aldosteron tinggi. Bergantung pada hasil tes darah, dokter mungkin juga akan menjalankan beberapa tes lain, termasuk:
- Tes kaptopril
Ini bertujuan untuk mengukur aldosteron, renin, dan level lainnya setelah pasien menerima dan mengonsumsi obat penghambat ACE.
- Tes infus saline
Tes darah ini mengukur aldosteron, renin, dan level lainnya setelah pasien menerima larutan natrium dan garam melalui intravena (IV).
- Uji pemuatan garam
Tes ini mengukur kadar aldosteron dan natrium dalam urin pasien setelah mengikuti diet tinggi natrium dalam kurun waktu tiga sampai lima hari.
- Tes penekanan fludrokortison
Ini sangat mirip dengan tes pemuatan garam, tetapi ini mencakup penggunaan fludrokortison, yakni steroid oral yang meniru aldosteron.
- CT scan atau MRI perut.
Tes pencitraan ini memungkinkan dokter untuk memeriksa tumor apa pun di atau sekitar kelenjar adrenal.
- Sampel vena adrenal.
Ini melibatkan pengambilan sampel darah langsung dari pembuluh darah setiap kelenjar adrenal dan menguji jumlah aldosteron di dalamnya. Apabila darah dari satu kelenjar memiliki lebih banyak aldosteron secara signifikan, pasien mungkin memiliki tumor jinak pada satu kelenjar.
Jika darah dari masing-masing kelenjar memiliki tingkat aldosteron yang sama tinggi, kedua kelenjar tersebut kemungkinan besar terlalu aktif. Jika pasien sudah minum obat untuk tekanan darah tinggi, dokter mungkin memintanya untuk berhenti meminumnya untuk jangka waktu yang singkat saat mereka melakukan tes ini.

Pengobatan Hiperaldosteronisme
Mengobati hiperaldosteronisme berfokus pada pengurangan kadar aldosteron pasien atau memblokir efek aldosteron, tekanan darah tinggi, dan kalium darah rendah. Ada beberapa cara untuk melakukannya, bergantung pada penyebab hiperaldosteronisme yang pasien alami.
- Obat-obatan
Dokter mungkin meresepkan antagonis reseptor mineralokortikoid seperti spironolakton. Jenis obat ini mengatasi dampak tingginya kadar aldosteron pada tubuh, seperti tekanan darah tinggi dan kalium darah rendah.
Namun, pasien mungkin masih perlu minum obat tambahan untuk membantu mengendalikan tekanan darah.
- Operasi
Jika pasien memiliki tumor di salah satu kelenjar adrenal, dokter mungkin dapat mengangkat kelenjar yang terkena. Setelah prosedur yang disebut adrenalektomi ini selesai, pasien mungkin akan melihat penurunan tekanan darah secara bertahap.
Saat sembuh, dokter akan secara teratur memantau tekanan darah pasien untuk menentukan apakah sudah waktunya untuk mengganti obat tekanan darah. Akhirnya, Anda mungkin bisa berhenti meminumnya sama sekali.
- Perubahan gaya hidup
Selain pengobatan dan pembedahan, ada beberapa perubahan gaya hidup yang dapat pasien lakukan untuk memberikan manfaat kesehatan tambahan dan membantu melawan efek dari terlalu banyak aldosteron.
Ini termasuk:
- Makan makanan sehat
Mengikuti diet seimbang yang membantu mempertahankan berat badan yang sehat dapat menurunkan tekanan darah Anda. Mulailah dengan memilih makanan segar yang belum diolah untuk mengurangi asupan garam.
Cobalah memasukkan elemen diet DASH yang dirancang untuk orang dengan tekanan darah tinggi. Diet rendah garam sering kali menjadi kunci pengendalian hyperaldosteronism.
- Olahraga
Olahraga yang konsisten, meski hanya berjalan kaki 30 menit beberapa kali dalam seminggu, dapat membantu menurunkan tekanan darah.
- Mengurangi alkohol dan kafein
Kafein dan alkohol dapat meningkatkan tekanan darah. Beberapa obat tekanan darah juga jadi kurang efektif bila diminum dengan alkohol.
- Berhenti merokok
Merokok menyempitkan pembuluh darah yang pada akhirnya meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.
Namun yang jelas, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Mintalah dokter membuat rencana pengobatan tekanan darah tinggi dalam jangka panjang. Selain itu, pastikan untuk menindaklanjuti secara teratur dan memeriksa setiap perubahan dalam kadar kalium darah. (*)