Jogging dan Jalan Cepat, Kenali Bedanya

- Jogging dan jalan cepat dapat menguatkan sistem kardio dalam tubuh, membakar kalori, juga membentuk ketahanan fisik.
- Sementara jogging adalah high impact vigorous intesity exercise, jalan cepat adalah low impact moderate intensity exercise.
- Keduanya baik buat kesehatan, tergantung kebutuhan tubuh kita. Bijaklah dalam memilih!
noDokter - Masih bingung harus memilih kegiatan latihan fisik apa selama masa PSBB ini? Ingat, kita tidak selalu harus ikut-ikutan bersepeda, bila memang itu bukan jenis kegiatan fisik yang kita sukai. Masih banyak pilihan kegiatan latihan fisik lainnya yang mungkin pas bagi kita, lebih mudah dan tetap memberikan manfaat bagi tubuh. Bisa dengan jalan cepat atau mungkin lari santai, atau jogging.
Kedua kegiatan latihan fisik ini memang sama-sama tergolong aerobic exercise, dan punya efek yang sama terhadap sistem pernapasan dan sistem kardio dalam tubuh. Kedua kegiatan latihan fisik ini juga sangat perlu dalam menurunkan berat badan, karena terbukti bisa membakar banyak kalori.
Nah, sekarang semua tergantung kita. Sebelum memilih lebih lanjut, yuk kenali dulu bedanya!
High Impact VS Low Impact
High impact exercise adalah latihan fisik yang biasanya mengandalkan persendian sehingga punya risiko yang lebih tinggi dalam mengalami cedera. Selain itu latihan fisik dengan high impact biasanya melibatkan aktivitas fisik melompat dan meloncat. Akibatnya, kedua kaki tidak menyentuh tanah dalam waktu yang bersamaan. Seperti halnya jogging, lari cepat, juga lompat tali. Sementara low impact exercise biasanya tidak akan membebani persendian, sehingga risiko cedera pun sangat kecil. Berbeda dengan high impact exercise, latihan fisik low impact biasanya masih mengandalkan satu kaki menumpu di lantai. Seperti halnya jalan cepat dan berenang.
Batasan Usia
Mengingat adanya perbedaan itu, sepertinya memang jalan cepat adalah olahraga yang masih bisa Anda lakukan hingga kelompok lanjut usia. Bandingkan dengan jogging atau lari santai, yang memiliki risiko cedera yang tinggi akibat penggunaan sendi sebagai tumpuan. Keterbatasan jogging ini membuatnya juga tidak menjadi pilihan favorit bagi mereka yang memiliki nyeri di lutut. Atau orang memiliki kelebihan berat badan.
Pembakaran Kalori
Jika dalam jarak tempuh dan waktu yang sama, jogging pasti membakar lebih banyak kalori ketimbang aktivitas jalan cepat. Tapi semua itu tidak bisa lepas juga dari faktor usia, berat badan, lokasi berlari/jalan kaki, serta kecepatan latihan fisik itu. Walaupun begitu, menurut The American Council on Exercise, bagi yang ingin menurunkan berat badan memulai kegiatan dengan berjalan cepat dulu. Hal ini karena kegiatan ini sederhana, menyenangkan dan tidak bikin stres. Sementara itu, Harvard School of Public Health menemukan fakta bahwa jika dibandingkan, 60-75 menit berjalan cepat bisa membakar sekitar 400 kalori per hari, sama dengan ketika melakukan jogging selama 30 - 45 menit. Sehingga semua itu tergantung intensitasnya saja. Keduanya sama-sama efektif dalam membakar kalori.
Frekuensi Latihan
Dalam seminggu, jalan cepat bisa dilakukan tiap hari dengan durasi tidak lebih dari 30 menit, sementara jogging cukup dilakukan 2-3 kali dengan durasi 1-2,5 jam.
Nah, dengan berbagai fakta perbedaan antara kedua latihan fisik yang sudah disebutkan di atas, kita seharusnya sudah bisa memilih olahraga yang pas buat kita. (*)
Photo by RF._.studio from Pexels