Hati-Hati Mengalami Halusinasi

1
header-img
  • Halu adalah nama keren dari halusinasi dan sering dilakukan karena berbagai alasan.
  • Halusinasi bila tidak ditangani dengan benar, bisa mengarah pada tindakan yang berbahaya.

noDokter Mungkin kita pernah berhadapan dengan orang yang suka mengarang cerita, atau membesar-besarkan diri sendiri yang berbeda jauh dari kenyataan. Orang-orang seperti ini biasanya mendapat julukan orang ‘halu’ atau halusinasi oleh anak-anak milenial. 

Apa Itu Halu?

Halu adalah nama keren dari halusinasi dan sering terjadi pada penderitanya karena berbagai alasan. Misalnya, melebih-lebihkan cerita pencapaian yang besar, padahal ia tidak pernah mencapai hal tersebut. Atau si pengarang menceritakan penderitaan yang bahkan belum pernah terjadi sebelumnya. Intinya, orang yang suka berhalusinasi biasanya sering menceritakan ulang sesuatu yang sebenarnya belum pernah ia rasakan. 

Proses halu sendiri bisa juga berarti sebagai pengalaman sensorik seseorang yang tampak seperti nyata, walaupun sebenarnya hanya ada di dalam kepala kita. Seperti misalnya, kita merasa seperti mendengar atau melihat sesuatu, padahal sebenarnya tidak.

Gejala-gejala seperti ini biasanya muncul sebagai bagian dari gangguan mental, efek samping dari pengobatan tertentu atau bahkan merupakan bagian dari penyakit fisik, seperti epilepsi.

Halusinasi biasanya melibatkan indera penglihatan, indera penciuman, indera perasa, indera pendengaran maupun sensasi di tubuh.

Penyebab

Beberapa hal yang bisa jadi penyebab orang suka berhalusinasi:

  1. Gangguan Mental

Kondisi gangguan mental adalah penyebab paling umum dari terjadinya halusinasi. Contohnya skizofrenia, demensia, atau delirium.

  1. Kurang Istirahat

Bila kita kurang tidur selama beberapa hari, atau tidak beristirahat sama sekali selama periode waktu tertentu, biasanya hal ini cenderung menyebabkan kita berhalusinasi.

  1. Pengobatan Kondisi Tertentu

Pengobatan penyakit fisik atau mental tertentu biasanya bisa menyebabkan kita berhalusinasi. Seperti pengobatan penyakit parkinson, epilepsi, depresi, dan psychosis. 

Cara Mendiagnosa

Bila kita sadar bahwa apa yang kita persepsikan ternyata banyak yang tidak sesuai kenyataan, lebih baik segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Sebelum mendiagnosa, biasanya dokter akan menanyakan gejala yang dirasa sambil memberikan tes fisik, bahkan melakukan serangkaian tes laboratorium untuk urin, darah juga scan otak.

Jika kita mengenal seseorang yang mengalami halusinasi, temani mereka, karena biasanya dalam kondisi halusinasi yang lumayan parah, rasa ketakutan dan paranoid yang muncul akibat berhalusinasi bisa mengarah pada tindakan berbahaya.

Bila perlu, temani mereka saat menemui dokter dan membicarakan gejala yang mereka alami. Ini adalah bentuk emotional support yang bisa jadi sangat perlu bagi si penderita.

Pengobatan

Pengobatan dari kondisi halusinasi sebenarnya sangat tergantung pada apa yang menyebabkan terjadinya kondisi ini. Ini beberapa caranya:

  1. Treatment Obat-obatan

Setelah mendapatkan diagnosa dari dokter, biasanya baru bisa mendapatkan resep obat-obatan yang tepat bagi penderita halusinasi. Misalnya saja bila kita menderita penyakit Parkinson, atau menderita demensia, maka akan mendapat obat yang sesuai dengan penyakit tersebut.

  1. Treatment Melakukan Counseling

Biasanya counseling akan menjadi bagian dari treatment bagi seseorang yang menderita halusinasi. Apalagi bila gangguan kondisi mental adalah pemicu dari seseorang berhalusinasi. 

Berbicara dengan terapis dapat membantu penderita berstrategi dalam menghadapi rasa takut dan paranoid akibat halusinasi.

Jadi, sebenarnya sembuh dari kondisi halusinasi sangat memungkinkan, apalagi bila penyebabnya adalah gaya hidup, seperti kurang tidur atau terlalu banyak mengonsumsi alkohol. Gaya hidup masih bisa diubah, walaupun mungkin tidak dalam waktu sebentar. 

Sementara itu, untuk kondisi halusinasi yang berbasis pada gangguan mental, pasti butuh waktu yang lebih lama dan treatment yang lebih kompleks, misalnya dengan menggabungkan treatment obat-obatan dan counseling. (*)

Photo by Ivan Oboleninov from Pexels


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.