Ini Kata-Kata Toxic yang Telah Meracuni Kaum Muda

23
  1. Banyak kata-kata kekinian yang akhirnya menjadi toxic atau meracuni pikiran kaum muda.
  2. Jangan sampai salah menafsirkan suatu konsep dari sebuah kata yang trending. Sebab, ini bisa mengakibatkan salah dalam melangkah atau bersikap.

noDokter - Saat ini banyak kata-kata baru yang muncul dan beredar baik pada percakapan sehari-hari maupun di media sosial. Misalnya saja kata ghosting, cuan, insecure dan lain sebagainya. Namun kata-kata ini lama-kelamaan tidak hanya beredar dan menjadi kosa kata baru untuk anak muda. Kadang akhirnya malah menjadi acuan atau tren, sehingga banyak anak muda yang berpola pikir mengikuti kata-kata yang trending tersebut. Kali ini Prof. Rhenald Kasali akan membahas dampak negatif dari beberapa kata yang sedang ngetren di kalangan anak muda pada saat ini.

Dari kata-kata baru ini, kadang ada yang kurang tepat dalam mengartikannya. Atau malah salah dalam memahami konsep dari kata atau istilah tersebut. Atau akhirnya menjadikan konsep tersebut menjadi semacam pembenaran. Kadang, kata-kata atau istilah ini menjadi sedemikian besar pengaruhnya. Menyebabkan anak-anak muda yang rata-rata keadaan emosionalnya belum stabil, menjadi sering goyah. Lalu akhirnya mengambil jalan atau keputusan yang kurang tepat. 

Hati-hati Menyikapi Kata-kata Toxic

Salah satu kata yang sering kita dengar saat ini adalah kata cuan. Cuan bisa kita artikan sebagai hasil atau profit yang orang dapatkan ketika berbisnis atau bekerja. Namun kata ini akhirnya pelan-pelan membentuk suatu konsep tersendiri di kalangan anak muda. Misalnya, kini banyak kaum muda yang ingin terlihat punya banyak cuan, atau kaya raya. Sayangnya, banyak yang tidak merasa perlu untuk memahami lebih dalam soal bagaimana seharusnya kita memposisikan uang dalam kehidupan kita. Memiliki uang banyak akhirnya jadi segala-galanya, tanpa perlu terlalu peduli dari mana datangnya uang tersebut. Pokoknya punya profit yang besar, dan uang yang banyak.

Kata-kata toxic lain adalah kata passion. Kata ini sangat sering kita dengar dan bahkan banyak motivator yang menggunakan kata ini. Tampaknya banyak anak muda yang mengaitkan konsep passion ini, dengan keinginan untuk mengerjakan suatu hal karena menyenanginya. Sekilas tidak ada yang salah dengan hal itu. Namun konsep ini menjadi keliru ketika banyak yang mengaitkannya dengan keadaan bahwa bekerja harus selalu merasa senang. Tidak pernah merasakan kesulitan atau menghadapi rintangan.  Jadi, ketika suatu hal atau pekerjaan sudah mulai penuh tantangan dan sulit, maka kita jadi tidak punya passion lagi dengan hal itu. Akhirnya ini jadi suatu pembenaran akan sikap yang mudah menyerah.

Nah, untuk tahu pembahasan lengkapnya bisa Anda simak pada video ini.

---------------------------

Prof. Rhenald Kasali

Akademisi, praktisi bisnis dan motivator Indonesia.

Profesor dan guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.  

Youtube : Prof. Rhenald Kasali


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.