Efek Lari pada Payudara dan Organ Kewanitaan

1
header-img
  • Perempuan harus mengantipasi efek dari gerakan payudara dan gesekan paha saat berlari
  • Faktor keringat dan infeksi jamur juga perlu mendapat perhatian bagi pelari perempuan karena menyangkut kesehatan kewanitaannya.

noDokter – Sebelum berlari, sudah seharusnya Anda menyiapkan nutrisi, sepatu, kaos kaki, air minum hingga pilihan lagu yang bisa menjadi hiburan sepanjang jalan. Namun bagi kaum perempuan ada lagi yang harus dijaga dan dipersiapkan yakni kesehatan payudara, rahim hingga vagina. Ini merupakan efek lari spesifik bagi kaum hawa.

Jika Anda menyadarinya, ada korelasi antara lari, berkeringat dan infeksi jamur. Pada perempuan, faktor-faktor ini harus menjadi perhatian karena menyangkut kesehatan kewanitaannya. Setidaknya ada empat efek lari yang akan terjadi pada perempuan dan apa yang dapat mereka lakukan, seperti dilansir dari laman Times of India.

1. Cairan normal

Ketika Anda kembali ke rumah setelah berlari dan menemukan lebih banyak cairan dari biasanya di celana pendek Anda, jangan panik. Berlari tidak membuat tubuh Anda menghasilkan lebih banyak keputihan, itu membuat Anda mengeluarkan lebih banyak.

Latihan berdampak tinggi seperti lari menghasilkan pelepasan yang keluar. Jika Anda merasa tidak nyaman mengeluarkan cairan, Anda bisa memakai panty liner tipis. Jika Anda melihat keluarnya cairan disertai kemerahan dan gatal, itu bisa menjadi tanda bahwa Anda mengalami ketidakseimbangan pH, infeksi jamur atau bakteri di bawah sana.

2. Payudara

Payudara yang besar bisa membuat Anda tidak nyaman jika tidak ditopang dengan baik. Berlari berjam-jam setiap minggu bisa membuat payudara Anda naik turun ribuan kali. Payudara yang lebih besar dapat bergerak lebih dari lima inci ke atas dan ke bawah. Sementara payudara yang lebih kecil dapat menahan banyak tenaga saat berlari.

Seringkali saat lari ada lompatan yang menambah gerakan payudara. Anda mungkin akan membungkukkan bahu atau meminimalkan gerakan lengan. Ini dapat meningkatkan kemungkinan cedera dan lama-lama akan mengubah bentuk payudara Anda. Anda bisa mengatasi masalah ini dengan mengenakan bra dengan elemen penyangga tinggi.

3. Kebocoran urin

Berlari dapat memperburuk gejala pada orang yang sudah mengalami melemahnya otot dasar panggul. Ini sebagian besar terjadi setelah persalinan pervaginam atau wanita yang sedang atau mendekati menopause.

Saat otot rahim yang melemah, dalam kondisi seperti itu, bisa menekan kandung kemih dan uretra hingga menyebabkan kebocoran. Berolahraga meningkatkan tekanan intra-abdominal Anda dan gerakan memantul dapat memaksa rahim lebih menekan kandung kemih dan uretra.

Anda harus buang air kecil sebelum keluar untuk berlari dan tidak menahannya. Anda juga dapat beristirahat saat Anda merasa membutuhkannya. Selain itu, Anda bisa melakukan latihan untuk memperkuat otot dasar panggul Anda. Jika inkontinensia menghalangi kecintaan Anda pada berlari, Anda dapat bekerja sama dengan terapis untuk memperkuat otot dasar panggul Anda.

4. Gesekan paha

Sebagian besar dari kita pernah mendengar dan bahkan pernah mengalami paha lecet. Tapi lecet pada payudara, puting dan vulva juga merupakan suatu hal. Tapi jangan malu. Sejumlah pelari wanita mengeluh bahwa labia minora mereka lecet saat berolahraga.

Anda dapat mengurangi kemungkinan terjadinya lecet dengan mengoleskan krim anti lecet sebelum dan setelah berlari. Anda dapat mencoba mengenakan bawahan yang nyaman, yang akan membantu labia Anda tetap di tempatnya. [*]

“Karena ‘Sehat itu Gampang’ mari kita praktikan Olahraga, Diet dan Kesehatan Mental”


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.