Diet, Olahraga, Hidup Sehat, Turunkan Risiko Kardiovaskular

3
header-img
  • Masyarakat disarankan mengonsumsi makanan berwarna karena sangat baik dari sisi vitamin, kandungan seratnya, dan antioksidannya.
  • Olahraga baik untuk mencegah kardiovaskular cukup sekitar 150 menit per minggu dengan aerobik ringan atau 75 menit per minggu untuk aerobik berat.

noDokter – Gaya hidup yang baik menjadi faktor penting di era pandemi COVID-19 apalagi bagi pasien penyakit jantung. Gaya hidup sehat akan meningkatkan imunitas tubuh dan menurunkan risiko kardiovaskular.

Ahli jantung Dr Widi Nugraha Hadian SpJP FIHA mengungkapkan, bagi penderita jantung, yang harus perlu Anda lakukan adalah melakukan diet yang baik, olahraga sesuai anjuran dokter dan menjalani gaya hidup yang sehat.

“Ini penting bagi Anda yang punya potensi penyakit jantung,” ujar dr Widi, saat berbincang pada webinar noDokter bekerja sama dengan Satgas COVID-19, Minggu (21/2/2021).

dr Widi Nugraha Hadian SpJP FIHA

Ia memaparkan, ada panduan di Eropa untuk cara hidup sehat dan bagaimana mereka membuktikan dengan gaya hidup sehat ini dapat menurunkan risiko kardiovaskular. Mereka menganjurkan beberapa cara diet. “Ada dash diet, ada mediteranian diet, ada yang rendah garam, perbanyak sayur dan buah, bagaimana sih caranya?,” kata dr Widi.

Pada webinar bertema ‘Gaya Hidup Sehat untuk Cegah Risiko COVID-19’ itu, ia menjelaskan garis besar penting dari panduan kesehatan di Eropa itu untuk menurunkan risiko penyakit jantung.

Sayur dan buah

Mereka menganjurkan setiap harinya mengkonsumsi minimal 200 gram sayur dan buah. Sajikan dalam 2 sampai 3 kali. “Jika ini Anda lakukan dapat menurunkan 4% risiko penyakit kardiovaskular,” jelasnya.

Ada beberapa juga yang sebaiknya kita konsumsi misalnya kacang, kacang unsalted nut, bukan goreng kacang tanah dan sebagainya. “Mengkonsumsi kacang seperti ini dapat menurunkan 30% risiko penyakit kardiovaskular,” imbuhnya. Tidak kalah penting, katanya, mengonsumsi ikan 1-2 kali per minggu. Ini terbukti sangat baik untuk menurunkan risiko penyakit jantung koroner hinga 16 persen.

Selain itu, kata dokter di RS Al Islam Bandung dan RS Pakuwon Sumedang, asupan yang tidak seimbang dengan energi yang kita keluarkan akan menjadi energi berlebih. Kelebihan ini akan tersimpan dalam bentuk cadangan, bisa dalam bentuk gula atau dalam bentuk kolesterol. “Jadi artinya kita harus mengimbangi kalori yang masuk dengan energi yang kita keluarkan,” kata dr Widi pada webinar yang dipandu Co-founder dan COO noDokter Ariel Aldrin tersebut.

Lulusan Fakultas Kedokteran Unpad ini juga menyarankan, masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang berwarna alias tidak monoton. “Harus warna-warni, jangan sampai satu warna nasi, atau makanan gorengan saja. Fungsinya sangat baik dari sisi vitamin, dari kandungan seratnya, dari sisi antioksidannya yang dapat membuat hidup kita lebih sehat,” jelasnya lagi.

Berolahraga

Selain diet, dr Widi juga memaparkan pentingnya berolahraga yang bisa menurunkan risiko kardiovaskuler. Untuk olahraga aerobik sedang, cukup sekitar 150 menit per minggu bisa kita bagi 30 menit lima hari per minggu. Atau bisa Anda tingkatkan menjadi 300 menit per minggu.

Sementara untuk olahraga aerobik berat, bisa kita lakukan 75 menit per minggu atau 15 menit per hari, 5 kali seminggu. Atau bisa Anda tingkatkan menjadi 150 menit per minggu. “Aerobik sedang itu dihitung dari denyut nadi yang dibutuhkan, misalnya cukup 50-70 persen dan aerobik berat di atas 70 persen,” katanya.

Untuk menghitung denyut nadi maksimal seseorang, lanjutnya, dengan rumus 220 dikurangi usia. Kalau usianya 40 maka denyut nadi maksimalnya adalah 220-40 sama dengan 180. “Kalau di atas 70 berarti gak boleh olahraga intensitas tinggi,” tandasnya.

Ia mengingatkan jangan sampai olahraga terlalu berat. Apalagi di saat pandemi ini, cukup menjalankan olahraga yang sedang-sedang saja karena kalau terlalu capai malah bisa mengurangi kekebalan tubuh.

Berikutnya yang bisa meminimalkan risiko penyakit jantung adalah gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat tidak hanya untuk menghadapi pandemi, karena banyak penyakit lain yang tidak akan muncul jika kita hidup sehat. “Selama pandemi ini saya lihat gaya hidup sehat semakin meningkat. Misalnya berprilaku hidup bersih, memakai masker, menjaga jarak yang harus tetap kita pertahankan,” tambahnya. [*]

Foto: Shutterstock

“Karena ‘Sehat itu Gampang’ mari kita praktikan Olahraga, Diet dan Kesehatan Mental”


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.