Akibat Main Gadget, Mata Rabun pada Anak Meningkat

1
header-img
  • Terjadi peningkatan miopia pada anak-anak karena paparan sinar matahari lebih sedikit, dan mengalami kelainan refraksi.
  • Anak-anak dan bahkan dewasa telah melaporkan peningkatan mata berair, kemerahan, dan iritasi pada penglihatan selama pandemi.

noDokter – Hari-hari kehidupan anak-anak saat ini tak lepas dari aktivitas online. Dari mulai belajar jarak jauh, bermain game hingga menonton televisi. Artinya, sebagian besar hari mereka dihabiskan di depan layar yang juga berarti memicu ketegangan mata dan mata rabun.

Ahli bedah mata Dr Rushad Shroff mengatakan, anak-anak dan bahkan orang dewasa telah melaporkan peningkatan mata berair, kemerahan, dan iritasi pada penglihatan selama pandemi. “Terjadi peningkatan miopia pada anak-anak. Karena paparan sinar matahari lebih sedikit, anak-anak datang kepada kami dengan kelainan refraksi,” kata Dr Shroff, seperti dikutip dari TimesofIndia.

Anak-anak memang tidak bisa menghindari untuk hadir pada kelas online jelas. Tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk meminimalkan bahaya. Mereka perlu memahami bahwa layar yang lebih kecil dan lebih terang itu buruk. Mereka harus membuat anak-anak duduk di ruangan yang terang, dengan desktop atau laptop.

Dia menambahkan, anak-anak berusia kurang dari 2 tahun harus menghindari waktu di depan layar. “Ketergantungan pada gadget di usia dini dapat mengganggu perkembangannya salah satunya keterlambatan bicara. Ini cenderung mengurangi rentang perhatian dan pola sosialisasi mereka."

Kurangi pencahayaan

Dr Shroff merekomendasikan anak-anak serta orang dewasa untuk memastikan mereka mendapatkan penerangan yang tepat dari belakang saat menggunakan layar. Pencahayaan layar gadget atau monitor juga harus dikurangi minimal berukuran sedang.

Mereka harus menggunakan filter blue ray untuk mencegah kerusakan dan rabun mata. Dia juga merekomendasikan karyawan untuk menggunakan font yang lebih besar untuk menghindari ketegangan mata.

Selain itu, sangat penting untuk mengikuti aturan 20-20-20 di mana setiap 20 menit, Anda mengambil jeda 20 detik dan melihat sejauh 20 kaki selama 20 detik. Anak-anak dan dewasa tidak boleh terpapar layar lebih dari 2,5 jam.

Berbicara tentang virus corona dan dampaknya pada mata, Dr. Shroff mengatakan, COVID berdampak besar pada mata. Banyak orang telah melaporkan gejala seperti konjungtivitis, flu mata karena infeksi. Virus menyebarkan infeksi jamur di dalam mata, yang menyebabkan kerusakan signifikan pada retina.

Ini secara khusus diamati pada pasien yang sembuh dari COVID yang menghabiskan waktu di ICU. Dia memperingatkan pasien COVID untuk waspada terhadap masalah mata yang tidak biasa seperti rabun mata.

Berbicara tentang pentingnya diet, Dr Shroff merekomendasikan diet nutrisi yang sehat. Asam lemak omega 3 sangat membantu dalam mengobati mata kering. “Ambil dua sendok teh biji rami setiap hari, ikan juga merupakan tambahan makanan yang sehat. Anak-anak harus memiliki makanan yang kaya vitamin A.”

Solusinya

Mungkin tampak seperti opsi yang mudah untuk memberikan waktu kepada anak bersama gadget, agar anteng dan asyik atau menahan amukan mereka. Namun ternyata akibatnya lebih berbahaya daripada yang kita sadari.

Membatasi waktu bersama gadget, memastikan pola makan yang sehat, paparan sinar matahari yang tepat, dan berfokus pada kesehatan mata dengan melakukan pemeriksaan secara rutin semuanya penting untuk anak. [*]

Foto: Shutterstock


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.