10 Aturan Minum Antibiotik

- Antibiotik termasuk ke dalam golongan obat yang pemakaiannya wajib melalui resep dokter.
- Aturan minum dan penggunaan antibiotik wajib ditaati guna menghindari terjadinya resistensi antibiotik.
- Resistensi antibiotik dapat mengakibatkan masalah infeksi kita menjadi lebih parah.
noDokter – Kalau sakit, jangan buru-buru meminta untuk resep antibiotik. Pasalnya tidak semua penyakit bisa selesai dengan obat yang satu ini. Berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, antibiotik merupakan obat keras yang memerlukan resep dokter dalam penggunaannya.
Antibiotik berfungsi untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Bukan mematikan virus atau jamur. Jadi, antibiotik bukan untuk melawan penyakit seperti pilek dan flu, ataupun penyakit lain yang disebabkan oleh virus dan jamur.
Kalaupun kita sakit karena bakteri dan ada resep antibiotik, jangan sampai juga salah aturan. Mengabaikan anjuran penggunaan yang bijak malah bisa bikin kondisi penyakit kita menjadi lebih parah.
Cara Kerja Antibiotik
Antibiotik bekerja melawan infeksi bakteri dengan membunuh atau memperlambat dan menghentikan pertumbuhannya dengan menyerang dinding atau melapisi sel bakteri, mengganggu reproduksi bakteri, dan menghalangi produksi protein pada bakteri.
Pada dasarnya antibiotik sudah bekerja ketika kita baru meminumnya. Meskipun, efeknya baru akan terasa selama dua hingga tiga hari. Seberapa cepat antibiotik bisa menyembuhkan total infeksi bakteri sangat bervariasi, tergantung pada jenis infeksi yang kita alami.
Aturan Minum Antibiotik
Berikut 10 hal yang perlu kita perhatikan saat minum antibiotik:
- Umumnya aturan minum antibiotik, yakni wajib kita minum selama 7 hingga 14 hari. Tapi hanya dokter yang tahu persis jenis antibiotik dan jangka waktu pengobatan yang tepat untuk kita.
- Beli jumlah obat antibiotik sesuai dengan resep dokter. Jangan lebih dan jangan kurang. Dan jangan menyimpan sisa antibiotik untuk penyakit yang sama berikutnya. Atau memberikan sisa antibiotik kita untuk teman/keluarga yang menderita penyakit yang sama. Ingat, kasus penyakit setiap orang berbeda.
- Jangan berhenti mengonsumsi antibiotik lebih awal tanpa berkonsultasi dengan dokter. Wajib untuk selalu habiskan antibiotik sesuai anjuran resep, meskipun kita mungkin sudah merasa lebih baik setelah beberapa hari perawatan.
- Selalu konsumsi obat antibiotik tepat waktu dan di waktu yang persis sama setiap harinya. Penting untuk kita ketahui bahwa kerja setiap antibiotik itu berbeda-beda, ada yang per 8 jam, ada yang per 12 jam, bahkan ada yang per 24 jam. Bisa saja, kita selalu membagi jumlah waktu 24 jam dengan jumlah dosis sesuai resep dokter, misalnya 3X sehari, itu berarti kita harus minum antibiotik per 8 jam sekali.
- Jangan melewatkan dosis dan takaran yang ada di resep. Bila sudah terlewat, ada baiknya segera minum antibiotik, bila masih jauh dengan waktu minum antibiotik berikutnya. Namun, bila sudah dekat waktu minum berikutnya, sebaiknya minum antibiotik di waktu berikutnya saja. Tidak perlu dengan dosis dobel, ya.
- Simpan antibiotik di tempat yang aman. Ada yang harus kita simpan di kulkas, ada juga yang bisa di suhu ruang.
- Tidak boleh mengulang resep obat antibiotik, bila tidak sesuai anjuran dokter. Ini disebabkan karena belum tentu diagnosis penyakit yang dialami kedua kalinya sama dengan penyakit awal. Dan yang terpenting, jangan mendiagnosis penyakit sendiri.
- Penting untuk memberitahu dokter tentang riwayat alergi obat kita. Itu berpengaruh terhadap antibiotik yang akan dokter resepkan untuk kita.
- Selain itu, kita juga selalu harus memberitahu vitamin atau obat lain apa yang kita konsumsi selama proses pengobatan dengan antibiotik. Ini berpengaruh terhadap cara minum obat kita.
- Tanyakan juga tentang efek samping dari antibiotik yang diresepkan untuk kita. Itu penting. Beberapa antibiotik berefek samping ke lambung kita, entah jadi merasa tidak nyaman, menjadi kembung, mual dan muntah atau bahkan mengalami diare. Untuk itu, tanyakan pada dokter, langkah antisipasi untuk meminimalisir efek samping yang akan terjadi.
Bila Terjadi Pelanggaran Aturan
Jika melanggar aturan minum dan penggunaan antibiotik, bisa memicu berbagai permasalahan kesehatan, terutama terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Menurut World Health Organization (WHO), resistensi bakteri terjadi ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik. Padahal awalnya efektif untuk pengobatan infeksi akibat bakteri tersebut.
Secara alamiah, tubuh manusia mengandung bakteri baik dan bakteri jahat. Resistensi terjadi ketika seseorang menggunakan antibiotik tidak sesuai aturan sehingga memperbanyak jumlah bakteri jahat dan menekan jumlah bakteri baik.
Efek yang akan terjadi adalah munculnya masalah kesehatan ginjal, gangguan hati, serta gangguan kehamilan dan janin. Maka itu, agar tak membuat tubuh dalam kondisi bahaya, lebih baik perhatikan kembali dan taati aturan antibiotik. (*)
Photo by Pietro Jeng from Pexels