Vaksin BioNTech-Pfizer Efektif Hajar Varian Baru Virus

1
header-img
  • Keputusan pemerintah Afsel menarik vaksin AstraZeneca yang kurang manjur untuk virus strain Afsel, membuat WHO bersidang dan mengambil keputusan terkait vaksin tersebut.
  • Hasil studi lab menemukan vaksin BioNTech-Pfizer efektif melawan varian baru virus corona Inggris dan Afrika Selatan

noDOKTER-- Di saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kekhawatiran soal kemanjuran vaksin COVID-19 untuk strain baru virus corona, ada kabar baik muncul. Hasil studi membuktikan bahwa vaksin BioNTech-Pfizer terbukti efektif melawan dua varian baru virus corona.

Hasil uji coba yang positif

Ulasan yang terbit dalam jurnal Nature Medicine tersebut mendukung hasil penelitian Pfizer dan University of Texas, yang selesai pada akhir Januari 2021.

Ketika BioNTech dan Pfizer merilis hasil studi itu, perusahaan tersebut mengatakan tidak butuh vaksin baru untuk melawan mutasi virus corona yang pertama kali berkembang di Inggris dan Afrika Selatan.

Namun demikian, transformasi virus mematikan ini membuat data klinis dan observasi lanjutan sangat perlu. Para ahli mengatakan bahwa vaksin mereka yang beredar saat ini akan tetap efektif melawan varian baru virus di masa depan.

Uni Eropa pesan ratusan juta dosis BioNTech-Pfizer

Komisi Eropa telah menyelesaikan kesepakatan untuk menerima tambahan 300 juta dosis vaksin virus corona buatan BioNTech-Pfizer.

Sebelumnya Uni Eropa (UE) telah membuat kesepakatan dengan Pfizer pada November lalu. Kesepakatan itu mengenai pengadaan 300 juta dosis vaksin dan kemudian penambahan 300 juta dosis pada Januari 2021.

Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan kepada Reuters bahwa UE akan menerima 200 juta dosis vaksin pada tahun 2021.

Jerman pakai tiga vaksin

Di Jerman, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn menyuarakan keyakinannya terhadap kemanjuran ketiga vaksin (BioNTech-Pfizer dan AstraZeneca) yang telah mendapat persetujuan Uni Eropa.

Spahn menekankan bahwa tiga vaksin itu menunjukkan kemanjuran yang tinggi terhadap infeksi serius. Pernyataan tersebut keluar setelah pemerintah Afrika Selatan menangguhkan peluncuran vaksin AstraZeneca.

Afsel mengambil keputusan itu merujuk pada rendahnya efektivitas vaksin terhadap infeksi ringan dan sedang, yang berasal dari varian B.1351.

Perubahan prioritas

Spahn juga mengumumkan perubahan dalam kebijakan vaksinasi Jerman. Orang-orang seperti petugas kesehatan dan petugas layanan darurat akan mendapatkan izin untuk lebih awal mendapatkan suntikan vaksin. Hal itu sebagai upaya menghindari pemborosan vaksin yang telah terbuka, terpakai atau terbuang di hari yang sama.

Menkes Spahn mendesak mereka “yang memiliki tanggung jawab politik untuk memberikan contoh yang baik,” dengan sabar menunggu giliran. Pernyataan tersebut muncul lantaran ada beberapa individu yang menggunakan posisinya untuk mendapatkan vaksin meski berada dalam kelompok non-risiko. [ ]


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.