Tips Cadence Agar Kayuhan Efisien dan Tak Menyiksa Otot

14
header-img
  • Cadence merupakan putaran pedal setiap 1 menit dengan satuan revolution per minute.
  • Dengan optimum cadence bersepeda lebih efisien dan bisa terhindar dari cedera otot.

noDokter - Sebagian besar goweser masih mengandalkan power pada setiap kayuhan atau dikenal dengan menerapkan cadence rendah. Bagaimana tips cadence yang optimal agar dapat menyebabkan tenaga lebih efisien dan tidak menyiksa otot kaki?

Sekilas menyaksikan berbagai jenis balap sepeda dari nomor track, jalan raya, sepeda gunung, hingga BMX terlihat pembalap mengayuh pedalnya dalam putaran yang tinggi. Tingkat kecepatan putaran berbeda tergantung karakter pembalapnya, tapi umumnya mereka memutar pedal dalam kecepatan tinggi. Ini bagian dari tips cadence terbaik.

Cepat lelah

Cadence adalah putaran pedal atau crank setiap 1 menit dengan satuan rpm (revolution per minute). Bersepeda dengan cadence tinggi tidak membuat pesepeda cepat lelah. Salah satu perbandingan yang bisa dilakukan adalah dengan kendaraan bermotor. Putaran mesin yang terlalu tinggi memang cepat merusak mesin, namun kecepatan mesin yang terlalu rendah juga akan merusak mesin.

Bersepeda dengan cadence rendah boleh saja, tetapi akselerasi atau menanjak dengan putaran pedal yang rendah akan membebani otot dan berpotensi merusak sendi. Apalagi jika kemudian Anda melupakan pemanasan.

Salahkah menggunakan cadence rendah? Tidak juga, sepeda tetap bisa laju namun kurang efisien dan menyiksa otot kaki lebih tepatnya. Untuk jarak dekat, sebutlah 30-40 km, masih bisa diatasi. Lebih dari 40 km, kram kaki siap-siap menyerang. Goweslah dengan optimum cadence, tenaga yang dikeluarkan lebih efisien dan tidak menyiksa otot kaki.

Apa itu optimum cadence? Seperti dikutip dari netfit, optimum cadence adalah putaran pedal dengan rpm tertentu, tidak rendah dan tidak tinggi. Setiap goweser memiliki optimum cadence yang berbeda, biasanya berada di range 80-100 rpm. Betul, dengan putaran lebih rendah dari 80, satu gowesan sepeda akan melaju lebih cepat.

Tetapi jangan lupa, gowesan tersebut menekan otot kaki lebih kuat, membuat otot kaki lebih cepat lelah. Jadi semakin tinggi rpm semakin efisien? Tidak juga karena tidak sesuai dengan biomekanik tubuh manusia.

Prinsipnya sama seperti kendaraan bermotor, rpm rendah membuat boros bahan bakar. Saat ngebut dengan rpm tinggi juga lebih cepat menghabiskan bahan bakar. Bayangkanlah tenaga kita itu sebagai bahan bakar pada kendaraan bermotor.

Walau tidak efisien, tetapi penggunaan cadence rendah maupun cadence tinggi tetap perlu pada saat-saat tertentu. Saat melakukan sprint, cadence goweser spesialis sprint bisa mencapai 170 rpm.

Lance Armstrong

Optimum cadence populer oleh Lance Armstrong, pesepeda kontroversial abad ini dengan praktek dopingnya yang terorganisir sangat rapi. Lance tetap menggunakan cadence 90 rpm untuk melewati tanjakan securam apapun. Saat melakukan time trial, putaran pedal Lance berada di 100 rpm.

Setelah tahu range optimum cadence, tugas berikutnya mencari putaran yang benar-benar optimum bagi tubuh. Bantuan cyclometer dengan feature cadence meter akan sangat membantu. Tetapi bila tidak punya, gunakan alat hitung yang menampilkan detik (bisa cyclometer atau jam tangan digital).

Hitung selama 15 detik berapa kali kaki kanan berada di posisi atas. Hasilnya tinggal dikali 4, itulah cadence yang digunakan. Bila cadence belum berada di range optimum, sesuaikan dan temukan putaran pedal yang nyaman. Setelah biasa menggunakan optimum cadence, gowes kemanapun akan terasa enak, bahkan serasa tidak pernah menemui tanjakan. [*]

Foto: Peakendurancesport

“Karena ‘Sehat itu Gampang’ mari kita praktikan Olahraga, Diet dan Kesehatan Mental”


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.