Prof Suwandhi: Penanganan COVID Berhasil

1
header-img
  • Indonesia saat ini memiliki rasio 4.400 kasus per 1 miliar populasi atau kira-kira lebih dari 1 juta kasus positif COVID-19.
  • Keberhasilan pemerintah Indonesia lainnya adalah begitu hebat menyediakan vaksinasi untuk ratusan juta orang.

noDokter - Indonesia cukup dinilai berhasil dalam penanganan COVID dengan caranya dan metode sendiri. Terlihat dari data-data yang lebih baik dibanding negara-negara lainnya.

“Kita tahu bahwa jumah populasi di Indonesia cukup banyak. Indonesia juga mengalami kontraksi ekonomi gara-gara pandemi ini. Namun jika kita lihat daripada negara lain, penanganan COVID relatif oke,” ungkap Prof. DR. Suwandhi Widjaja, Sp. PD., Ph.D. FINASIM, ahli penyakit dalam, pada webinar bertema Gaya Hidup Sehat untuk Cegah Risiko COVID-19 yang digelar noDokter dan Satgas COVID-19, Minggu (21/2/2021).

Webinar yang dipandu Co-founder dan COO noDokter Ariel Aldrin, juga menampilkan ahli penyakit jantung dr Widi Nugraha Hadian SpJP FIHA serta pengantar dari Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Dr. Sonny Harry B Harmadi.

Ia memaparkan, kita memang tidak bisa memprediksi atau menjabarkan kenapa ada negara yang sedikit kasus dan ada pula yang banyak karena ini memang penyakit yang relatif baru. Tapi kalau kita bandingkan dengan negara lain, terlihat dari data yang ada, Indonesia cukup berhasil penanganan COVID ini.

Rasio lebih baik

Prof Suwandhi

Indonesia saat ini memiliki rasio 4.400 kasus per 1 miliar populasi atau kira-kira lebih dari 1 juta kasus positif COVID-19. “Bandingkan dengan negara-negara lain seperti AS, spanyol, Inggris, Brasill, dan sebagainya. Indonesia masih lebih rendah. Dari sisi kematian juga tidak terlalu banyak. Kita hampir mirip dengan negara tetangga kita Filipina.”

Bandingkan pula dengan negara kecil Singapura. Indonesia memiliki rasio 4.400 kasus per 1 miliar populasi sementara Singapura rasionya 10 ribu. “Dari sisi ekonomi Singapura lebih maju, tapi Anda lihat Singapura kota kecil sekali tapi begitu banyak rasio kasusnya,” imbuhnya.

Prof Suwandhi juga memaparkan, keberhasilan pemerintah Indonesia lainnya adalah begitu hebat menyediakan vaksinasi untuk ratusan juta orang. Vaksinasi COVID-19 merupakan pekerjaan berat. Untuk itu, ia berharap, semua warga ikut mendukung dan menyukseskan program ini.

“Perlu partisipasi kita untuk mau vaksin dan mau diatur. Tanpa kita berpartipasi, maka program ini kurang berhasil. Vaksinasi ini harus dikerjakan semuanya, tidak boleh sebagian-sebagian,” tambah internist di Rumah Sakit Medistra dan RS Bogor Senior

Ia melihat, saat ini banyak orang yang berusaha menggagalkan vaksinasi dengan hoaks-hoaks yang menyesatkan dan menakutkan. “Pesan saya, saat ini kita berhadapan dengan virus corona yang hidup, masa kita takut dengan vaksin yang hanya mengandung virus corona yang mati,” tandasnya.

Pemerintah Indonesia, lanjutnya, pernah punya banyak pengalaman melakukan vaksinasi seperti vaksinasi folio, BCG dan sebagainya yang modelnya sama. Termasuk menangani efek sampingnya. Sehingga tak perlu ragu untuk mengikuti vaksinasi.

“Saya sudah ikut imunisasi paling ngantuk sedikit, tidak ada efek samping lain. Jadi janganlah ketakutan. Memang ada beberapa catatan efek samping, tapi umumnya gak ada masalah,” tambahnya.

Prof Suwandhi menggambarkan corona virus saat ini di dunia, korbannya mencapai 110 juta orang positif COVID-19. Sementara tingkat kematiannya mencapai 2-3 persen dan sebagian besar yang terkena penyakit ini berhasil recovery dan sembuh.

Penyakit yang muncul pada Januari 2020, cepat sekali meningkat menyebar ke seluruh dunia. Tapi pada Desember 2020 dan Januari 2021 mulai ada penurunan, seiring gerakan vaksinasi di beberapa negara.

Perubahan prilaku

Sementara itu Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Dr. Sonny Harry B Harmadi mengatakan, pemerintah sudah menjalankan tiga strategi penting dalam menangani penyakit ini. Ketiganya yakni 3 M (Menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan menjaga jarak), 3 T (Tracing, Tracing dan Treatment) serta terakhir vaksinasi.

“Menjalankan satu saja strategi ini tidak akan menyelesaikan persoalan pandemi hingga 100%. Kombinasi ketiganya yang menjadi sangat penting untuk keberhasilan mengatasi ini,” ujar Dr Sonny.

Pemerintah, lanjutnya juga terus mendorong perubahan prilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat sehingga dalam jangka panjang bisa membangun ketahanan kesehatan yang baik. Selain itu juga memberikan edukasi tentang pentingnya makanan bergizi seimbang, berolahraga, istirahat yang cukup serta menjaga kesehatan mental. [*]

“Karena ‘Sehat itu Gampang’ mari kita praktikan Olahraga, Diet dan Kesehatan Mental”


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.