Penderita Penyakit Jantung Berbahaya Jika Tak Divaksin

1
header-img
  • Penyakit lain apalagi infeksi COVID-19 akan berbahaya bagi orang dengan komorbid seperti penyakit jantung.
  • Obat-obat pasien jantung harus tetap diminum dengan teratur sebelum dan sesudah mendapatkan vaksin.

noDokter – Penderita penyakit jantung sangat rentan terkena penyakit lain termasuk COVID-19. Karena penderita penyakit ini sebaiknya segera mendapat vaksinasi COVID-19.

Hal ini mengemuka pada dialog Instagram Live noDokter bertema “Amankah Pengidap Jantung Divaksin COVID-19?” bersama spesialis penyakit dalam Dr Jeffri Alloys Gunawan Sp.PD Cht dipandu moderator Business Development noDokter Christoffer Ariyanto, Sabtu (20/3/2021).

“Daripada rugi, sebaiknya pasien pengidap penyakit jantung segera mendapatkan vaksin,” ungkap Dr Jeff, yang juga Duta Nasional Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 Indonesia.

Dr Jeffri Alloys Gunawan Sp.PD Cht

Ia memaparkan, penyakit lain apalagi infeksi akibat COVID-19 akan berbahaya bagi orang yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta seperti penyakit jantung. “Bahkan bisa 9 kali lebih berisiko meninggal dunia,” tambah Dokter Spesialis Penyakit Dalam Departemen Penyakit Dalam dan Diagnostik, Rumah Sakit Brawijaya Pusat tersebut.

Kekebalan tubuh pada penderita penyakit jantung, lanjut dr Jeff, seringkali lemah. Karena itu mudah sekali terinfeksi seperti virus corona ini. Banyak pasien jantung yang datang ke rumah sakit bukan karena penyakitnya. Penyakitnya sudah terkontrol tetapi ada infeksi lain yang terjadi seperti infeksi paru akibat bakteri pneumonia.

Dr Jeff mengaku, saat pandemi seperti sekarang ini, ada kekhawatiran pasien untuk datang ke rumah sakit mengingat kerentanannya terkena infeksi. Padahal, pasien jantung, harus tetap mengontrol kondisi penyakitnya dan mendapat obat-obatan rutin.

“Jangan stop kontrol dan pengobatan karena berisiko jantung akut seperti jantung koroner atau gagal jantung. Tetap lakukan pemeriksaan termasuk konsultasi dokter, bisa dengan telemedicine untuk mengetahui kondisi gejala-gejala si pasien,” imbuhnya.

Tidak Perlu Khawatir

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan spesialisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengakui banyak kekhawatiran bagi penderita jantung untuk divaksin. Misalnya terkait obat-obatan yang dikonsumsinya dapat berpengaruh buruk jika mendapat vaksin.

“Sejauh ini belum ada bukti-bukti obat-obatan bagi penderita jantung akan berdampak negatif bagi antibodi. Jadi tetap obat-obat diminum dengan teratur jangan dihentikan. Termasuk setelah mendapat suntikan vaksin dosis pertama hingga kedua,” jelasnya.

Ia menyarankan, ada baiknya pasien jantung memeriksakan dulu kondisinya sebelum divaksin. Apakah kondisinya sedang akut atau tidak, termasuk apakah dalam konsidi sedang mengalami kekambuhan atau tidak. Dokter akan melakuan pemeriksaan fisik, kalau perlu ada pemeriksaan penunjang seperti cek lab, dan sebagainya. “Kalau kondisinya bagus, tidak ada sesak, tidak ada nyeri dada, tidak mengalami bengkak di kaki atau berdebar berlebihan, tentu aman untuk divaksin,” jelasnya lagi.

Ia menyebutkan gejala penyakit jantung bisa terdeteksi dari beberapa hal. Seperti nyeri dada di sebelah kiri yang menjalar ke lengan bagian kiri atau kadang-kadang juga ada yang terkena ke bagian lengan kanan. Juga bisa terasa sampai ke rahang. Selain itu juga gejala sering sesak dada merasa tidak nyaman bahkan ketika ngomong terasa dada sakit.

Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PP PERKI) sebelumnya mengeluarkan rekomendasi bahwa penderita kardiovaskular bisa menerima vaksin virus corona. Asalkan penderita penyakit jantung ini dalam kondisi stabil terutama dalam tiga bulan terakhir. [*]

“Karena ‘Sehat itu Gampang’ mari kita praktikan olahraga, diet dan kesehatan mental”


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.