Konsumsi Alkohol Bisa Kurangi Efektivitas Vaksin COVID-19

1
header-img
  • Penerima vaksin COVID-19 harus menghindari mengkonsumsi Alkohol karena dapat mengurangi respons sistem kekebalan terhadap vaksin.
  • Jika Anda minum alkohol malam sebelumnya atau dalam selang waktu yang tidak lama, vaksin tak akan efektif.

noDokter - Orang yang menerima vaksin COVID-19 harus menghindari mengkonsumsi Alkohol. Minuman ini dapat mengurangi respons sistem kekebalan terhadap vaksin Covid-19. Juga mengurangi efektivitas vaksin.

Profesor Imunologi Sheena Cruickshank mengatakan, orang yang menerima suntikan vaksin harus menghindari minum alkohol. Hal ini karena dapat mengubah susunan mikroorganisme di usus yang membantu menghentikan bakteri dan virus masuk.

Sebelumnya, ahli pengobatan darurat Ronx Ikharia menemukan tiga gelas Prosecco (anggur putih Italia) mengurangi tingkat sel darah putih. Termasuk limfosit yang membantu menyerang virus dengan antibodi.

Limfosit

Limfosit menyumbang 20 hingga 40 persen sel darah putih pada orang dewasa. Selain itu juga membantu melawan virus di kelenjar getah bening, limpa, dan area lain di mana respons kekebalan mungkin membutuhkannya.

Dalam penelitian sebelumnya, ilmuwan dari Wuhan, China juga menemukan bahwa limfosit memainkan peranan penting dan menjadi salah satu kunci dalam menentukan respons kekebalan terhadap zat asing seperti virus corona baru.

“Anda perlu memiliki sistem kekebalan tubuh yang berfungsi baik untuk mendapatkan respons yang baik terhadap vaksin. Jadi, jika Anda minum [alkohol] pada malam sebelumnya atau tidak lama kemudian, itu tidak akan berhasil,” kata Cruickshank, seperti dikutip dari Metro.co.uk, Selasa (5/1/2021).

Sebagaimana diketahui, sejumlah negara telah melakukan suntikan vaksin Covid-19. Di Indonesia pemerintah sudah mengumumkan serentak penerima suntikan pertama virus corona ini lewat SMS. Vaksin buatan Cina, Sinovac juga sudah didistribusikan ke sejumlah daerah di Indonesia.

Proses vaksinasi di Indonesia belum bisa dilakukan mengingat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum mengeluarkan persetujuan terakhir untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksin itu. [*]

Foto: iStockphoto


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.