Komorbid dan Bahayanya Bagi Penderita Covid-19

1
header-img
  • Orang yang memiliki komorbid jangan abai akan kesehatan, segera tangani apabila sudah merasakan gejala Covid-19.
  • Kesehatan itu seperti gaya hidup. Teorinya gampang, praktiknya susah, karena tergantung kebiasaan kita.

noDokter Beberapa bulan belakangan ini, istilah komorbid kembali mencuat. Hal ini terkait dengan virus corona. Arti gampangnya, komorbid itu adalah penyakit penyerta pada pasien, dalam hal ini pasien Covid-19. Saat ND Talkshow beberapa waktu lalu, praktisi kesehatan dr. Sonia Wibisono menyebut orang yang memiliki komorbid harus lebih waspada.

Menurut dr. Sonia, orang yang punya komorbid biasanya lebih berisiko ketika terkena Covid-19. Kata dr. Sonia, “Penderita Covid-19 yang memiliki komorbid seperti diabetes, hipertensi, kolesterol, jantung, dan stroke cukup berisiko. Jadi kalau punya penyakit itu sebelumnya, harus lebih waspada. Harus selalu pakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan meningkatkan imunitas sistem.”

Lantas, bagaimana cara meningkatkan imun sistem?

Soal ini, dr. Sonia berpesan agar kita berhati-hati, terutama dalam memilih suplemen untuk meningkatkan imun sistem. Maklum saja, biasanya kita memang sering kan mendapat tawaran membeli suplemen. Tentu dengan beragam jenis dan manfaatnya, dan biasanya harganya juga bersaing.

“Biasanya kan pasti banyak yang nawarin. Jadi pakailah yang sudah research, yang sudah melewati uji klinis, serta ada (sertifikasi) badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan, red.),” tambah dokter yang juga selebritas ini.

Bagi dr. Sonia, suplemen yang sudah pasti khasiatnya di antaranya ya beberapa jenis vitamin, seperti vitamin C, vitamin D, dan zinc. Suplemen itu sudah terbukti khasiatnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh kita.

“Bisa juga herbal atau empon-empon Indonesia. Itu bagus kok untuk anti radang, dan bisa kita minum setiap hari, terutama yang punya penyakit komorbid tadi,” ujar dr. Sonia.

Penanganan Harus Cepat

Pasien yang memiliki gejala virus corona dan punya komorbid memang tak bisa sembarang saja penanganannya. Hal ini mengingat, Covid-19 virusnya bekerja sangat cepat. Tanpa bermaksud menakut-nakuti, kata dr. Sonia, jika penanganan pasien enggak cepat, bukan tak mungkin dalam hitungan hari kondisi pasien sangat cepat menurun.

“Karena virusnya itu kan langsung masuk ke paru-paru, terus merusak paru-parunya. Kan kita tahu, paru-paru itu termasuk organ vital. Jadi kalau paru-paru kita tak dapat oksigen, kita enggak bisa nafas, sehingga sel-sel di seluruh tubuh kita mulai merusak,” jelas dr. Sonia. “Jadi jangan anggap remeh. Kalau sudah gejala, ya langsung swab test saja, terutama yang punya komorbid tadi.

Untuk itu, dalam kondisi seperti ini, dr. Sonia menyebut kita sudah tak bisa lagi abai akan kesehatan. Bahkan jangan sampai juga pandemi virus corona membuat kita malah takut ke rumah sakit, sementara kondisi kesehatan sudah membutuhkan penanganan yang lebih serius dan cepat.

“Saya cuma bisa menganjurkan, kalau memang punya asuransi kesehatan atau punya uang ya dahulukan lah kesehatan. Karena Covid-19 itu bisa merampas semuanya. Jadi lebih baik kita berkorban. Jika memang bergejala ya cepat-cepat swab test atau tes PCR untuk deteksi dini, biar bisa cepat sembuh,” ingat dr. Sonia.

Selain itu, dr. Sonia juga mengajak kita untuk lebih aware terhadap kesehatan. Rajin-rajin lah membaca informasi tentang kesehatan. Apalagi yang memberikan edukasi kesehatan dengan cara yang ringan dan mudah dipahami. “Kesehatan itu menurut saya seperti gaya hidup. Jadi teorinya gampang, tapi praktiknya susah, ya karena dipengaruhi oleh kebiasaan kita,” tukas dr. Sonia sambil mengajak untuk mematuhi protokol kesehatan yang ditentukan.

Nah, yuk kita mulai peduli akan kesehatan diri. (*)

BIODATA SINGKAT

dr. Sonia Wibisono sering dikenal sebagai selebritas dokter, karena sosoknya kerap tampil di berbagai acara TV, di antaranya untuk program Dokter Anda (TV One), O Clinic (O-Channel), dan Ask dr. Sonia Wibisono (QTV). Perempuan kelahiran Jakarta, 11 Oktober 1977 menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 1999. Sonia juga dikenal sebagai pakar kesehatan dan sering diminta mengisi berbagai seminar, juga mewakili Indonesia dalam forum PBB untuk pemberantasan TBC. Saat ini, sebagai dokter, Sonia praktek di Klinik Bulungan Jakarta dan Anti Aging Clinic di Pasaraya, Jakarta. (*) 


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.