Kenali Cedera Olahraga dan Cara Penanganannya

13
header-img
  • Potensi cedera saat berolahraga bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada kita yang tidak membiasakan pemanasan sebelum mulai latihan.
  • Penanganan cedera bertahap pada masa “golden periode” dalam dua hari setelah kejadian.

noDokter Olahraga merupakan aktivitas fisik yang sangat bermanfaat, baik itu bersepeda maupun lari di jalan raya maupun latihan beban di ruang fitnes. Meski begitu, potensi cedera olahraga tetap ada. Apalagi jika kita memulainya dengan tahapan yang salah, misalnya tanpa melakukan pemanasan atau dalam kondisi tidak fit.

Tapi bukan berarti kita jadi malas olahraga. Justru sebaliknya, kita harus rajin berolahraga untuk menghindari sakit di kemudian hari. Cara yang paling tepat adalah dengan mengenal tingkat cedera yang biasanya muncul saat kita olahraga, serta memahami proses penyembuhannya.

Tingkat Cedera

Tingkat cedera olahraga menurut para dokter dan pakar kesehatan sebagai berikut:

  • Cedera Akut: merupakan cedera serius, biasanya terjadi karena teknik mengangkat beban yang salah, asupan nutrisi yang buruk, tak melakukan pemanasan sebelum berolahraga, atau ya karena kurang beruntung saja. Akibatnya bisa berupa pergelangan kaki terkilir, otot robek, hingga kaki patah.
  • Cedera Sub Akut: Cedera ini muncul karena kita tak sadar masalah sudah menumpuk berbulan-bulan. Cedera pada tingkat ini biasanya akan membuat kita frustasi, karena aktivitas kita terbatas. Tak bisa latihan sampi batas maksimum, misalnya mengalami ketegangan otot yang cukup lama hingga akhirnya memburuk.
  • Cedera Kronis: Merupakan cedera yang bisa sangat merusak tubuh, butuh perawatan yang sangat baik agar bisa pulih. Jika kita tak hati-hati, cedera semacam ini bisa berujung di meja operasi. Semakin tua usia, semakin sulit penyembuhannya. Cedera tingkat ini misalnya peradangan atau iritasi pada tendon maupun nyeri sendi pada bahu.

Jika kita sudah memahami tingkat cedera, tentu akan memudahkan dalam penanganan cedera saat itu terjadi. Langkah awal biasanya kita perhatikan dulu apakah cedera yang terjadi cukup serius? Kita bisa minta bantuan dokter atau pakar kesehatan untuk mengindetifikasinya.

Jika tidak terlalu serius, kita bisa mulai menurunkan beban saat cedera itu terjadi. Misalnya di awal kita mengangkat beban 10 kg, kemudian terjadi cedera, sehingga kita bisa uji apakah dengan menurunkan beban menjadi 5 kg kita masih terasa nyeri?

Selain itu, proses identifikasi cedera juga bisa dengan mengurangi gerakan fisik agar yang menyebabkan nyeri atau cedera. Kalau perlu hindari sampai kita pulih benar dari cedera.

Penanganan Awal

Terus bagaimana jika cedera terjadi? Apa penanganan awal yang harus kita lakukan? Soal ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI merilis cara penanganan cedera melalui website resminya. Penanganan itu dilakukan dalam masa yang disebut “golden periode”, yaitu dua hari setelah cedera.

Penanganan cedera sesuai anjuran Kemenkes yakni dengan sebutan RICE, yaitu:

  • Rest: yaitu melakukan tindakan mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera. Jadi tak boleh beraktivitas untuk sementara.
  • Ice: adalah proses mengompres bagian yang cedera dengan kompres dingin.
  • Compression: merupakan proses membalut luka yang cedera menggunakan perban yang steril dan direkomendasikan ahli kesehatan.
  • Elevation: yaitu melakukan proses meninggikan posisi bagian tubuh yang cedera, biasanya menggunakan tumpukan kain atau bantal kecil.

Nah, dengan cara ini diharapkan kita bisa memulihkan cedera dengan cepat dan tuntas. (*)

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.