Jangan Remehkan Susah BAB, Risiko Kanker Usus Besar

1
header-img
  • Susah buang air besar (BAB) alias sembelit atau konstipasi, jangan pernah kita anggap enteng.
  • Pada banyak kasus, susah BAB bisa menjadi gejala awal yang bisa ditengarai dari gejala penyakit yang lebih parah, misalnya kanker usus besar.  

noDOKTER— Susah buang air besar (BAB) tak jarang membawa penderitanya meninggal lebih awal. Pada 2018 lalu, seorang pria Jagakarsa, Jakarta selatan, yang lama menderita sulit BAB, memilih bunuh diri.

Feses adalah racun

Namun bukan itu bahaya yang sesungguhnya dari sulit BAB. Selain menimbulkan ketidaknyamanan, konstipasi alias sembelit atau susah BAB itu bisa mengarah sebagai penyebab kanker usus besar.

Secara ilmu kesehatan, feses atau kotoran itu mengandung berbagai zat racun. Ketika konstipasi terjadi, kontak antara feses dengan usus besar berlangsung lebih lama daripada kondisi normal.

Artinya, kontak antara zat racun dalam feses dengan sel-sel usus besar pun berlangsung lebih lama. Hal itulah yang berisiko, karena ada kemungkinan zat racun memicu sel usus besar untuk bermutasi menjadi sel ganas atau kanker.

Banyak makan sayur dan buah, menjadi salah satu cara menghindari sulit BAB

Untuk itulah, BAB harus kita pastikan selalu berjalan lancar. Memastikan buang air besar lancar sebenarnya bukan hal yang sulit, namun meniscayakan disiplin tinggi. Caranya,   konsisten memperbanyak asupan sayur dan buah, mencukupi kebutuhan air minum, dan olahraga.

Sayur dan buah yang kaya akan serat akan bermanfaat memperlancar BAB. Selain itu, sayur dan buah kaya akan antioksidan yang merupakan zat penangkal radikal bebas yang jadi pemicu kanker.  

Soal asupan air minum, idealnya asupan air minum sekitar 8 gelas per hari. Sementara olahraga akan sangat menunjang kelancaran BAB. Pasalnya, dengan berolahraga, gerak peristaltik usus menjadi aktif. Hal itu akan memperlancar berak.

Upaya deteksi kanker usus

Selain itu, upayakan melakukan upaya deteksi kanker usus besar, terutama bagi mereka yang berisiko. Faktor genetik berperan besar pada kasus kanker usus besar. Jadi kalau ada orangtua atau saudara kandung yang mengalami, seseorang perlu waspada dan sebaiknya melakukan pemeriksaan deteksi dini.

Pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker usus besar antara lain berupa pemeriksaan darah samar pada feses di laboratorium. Jika terdeteksi adanya darah di feses, patut dicurigai sebagai kanker usus besar sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut.

Pemeriksaan lainnya ialah endoskopi atau 'peneropongan' usus. Selain itu bisa juga melakukan pemeriksaan radiologi seperti x-ray, CT scan, dan MRI. Semakin dini kanker usus terdeteksi dan ditangani, pengobatannya lebih mudah dan murah.

Berkaitan dengan gaya hidup, upaya menghindari kanker usus bisa kita lakukan dengan menghindari obesitas. Selain itu, mengurangi konsumsi daging merah, menambah asupan buah dan sayur, menjauhi kebiasaan merokok, serta  minum minuman beralkohol. [ds]


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.