Ini 3 Alasan Bela Diri Bebaskan Bullying Anak
- Tak ada yang mau anaknya jadi korban bullying, sehingga latihan bela diri jadi pilihan.
- Tak cuma kemampuan, penampilan dan suara kita dilatih dalam bela diri agar tak mudah jadi korban bully.
noDokter – Bullying atau perundungan masih kerap terjadi pada anak-anak. Sementara di sisi lain, orangtua tentu tak mau melihat anaknya jadi korban bully. Akhirnya, banyak dari mereka yang memilih memasukkan anaknya di studio latihan bela diri. Tujuan utamanya, ya agar punya kemampuan bela diri dan terhindari dari bullying anak.
Nah, seperti apa sih bela diri mampu melindungi bullying anak, ini 3 alasannya:
1. Membentuk Penampilan
Seperti hukum alam, yang lemah sering kali tertindas oleh yang lebih kuat. Hal ini tampaknya berlaku juga bagi kasus bullying, di mana pelaku pasti mengincar anak yang secara penampilan terkesan lebih lemah. Ini membuat pelaku begitu percaya diri melakukan bullying pada korbannya yang lemah, pemalu, apalagi penyendiri.
Nah, seni bela diri mengajarkan anak untuk percaya diri. Hilangkan rasa malu, dan tunjukkan bahwa kemampuannya membuat kita bangga dan bisa melindungi diri kita sendiri. Selain itu, tempaan latihan fisik dalam bela diri juga membuat postur tubuh kita tampak bugar dan kuat, jauh dari kesan lemas.
Akibatnya, pelaku bullying anak akan berpikir dua kali untuk membully korban seperti itu.
2. Melatih Suara
Selain penampilan, suara juga bisa memengaruhi pelaku untuk melakukan tindakan bullying. Suara yang lemas, terkesan pemalu, biasanya akan semakin mudah juga jadi korban bully, apalagi dengan penampilannya yang tak meyakinkan.
Nah, latihan bela diri membiasakan siswa menanggapi instruksi pelatih dengan keras dan jelas, baik secara individu maupun kelompok. Sebaliknya, saat latihan pun kita sering kali menggunakan teriakan, misalnya saat melakukan tendangan dan pukulan. Sehingga kita merasa terbiasa bersuara keras dan tegas, yang membuat calon penindas berpikir dua kali untuk melakukan intimidasi maupun bullying.
3. Punya Keyakinan
Seorang anak yang mempelajari seni bela diri mengembangkan kepercayaan diri dengan menghadapi dan mengatasi rintangan. Tantangan ini termasuk tampil di depan kelompok, mempelajari teknik menantang, dan bahkan memecahkan papan dengan tendangan. Seiring waktu, siswa mengembangkan citra diri yang positif dan belajar bahwa mereka kuat dan mampu.
Akibatnya, mereka cenderung tidak mudah terpancing untuk bertengkar, hanya untuk membuktikan diri atau terpengaruh oleh tekanan teman sebaya yang berniat melakukan bullying. Bela diri mengembangkan kepemimpinan dan kepercayaan diri untuk tidak terpengaruh oleh hinaan kekanak-kanakan atau panggilan nama.
Lantas, bagaimana kita meresponsnya? Dalam kasus penindasan verbal atau tekanan teman sebaya, menanggapi dengan kekuatan fisik tidak pantas dan akan mengajarkan anak cara yang salah untuk menanggapi konflik. Apalagi banyak sekolah memiliki kebijakan “tidak ada toleransi” terhadap kekerasan di sekolah mereka, dan akan menegur, serta mungkin memberhentikan seorang siswa yang menyerang siswa lain, terlepas dari siapa yang memulai situasi tersebut.
Meskipun begitu, sebagian besar instruktur bela diri profesional berpendapat bahwa teknik seni bela diri harus digunakan hanya jika tidak ada alternatif lain. Orangtua pasti paham, mendaftarkan anak bela diri telah meningkatkan kemampuan anak mereka untuk melindungi diri mereka sendiri untuk jangka panjang. Jadi begitu banyak manfaat positif dari tumbuh dewasa sambil belajar seni bela diri. (*)
Photo by Jyotirmoy Gupta on Unsplash