Hentikan Makan Goreng-gorengan, Yuk Pilih yang Sehat

7
header-img
  • Makanan yang digoreng secara signifikan lebih tinggi lemak dan kalori daripada makanan yang tanpa menggoreng.
  • Lemak trans hasil gorengan dikaitkan dengan risiko penyakit jantung, kanker, diabetes dan obesitas.

noDokter - Menggoreng adalah metode memasak yang umum di seluruh dunia. Di Indonesia banyak tempat menjual gorengan dengan harga murah dan menggugah selera. Namun hati-hati, makan goreng-gorengan memiliki risiko berbagai penyakit.

Tak hanya tukang gorengan, tempat makan di pingir jalan, restoran dan makanan cepat saji mengunakan cara menggoreng untuk menyiapkan makanan. Dari mulai bakwan, cireng hingga pecel lele, ikan, kentang, potongan ayam, dan stik keju, semuanya dengan proses menggoreng.

Cara ini memang cepat dan tentu saja murah serta banyak oran suka. Namun makanan ini cenderung tinggi kalori dan lemak trans. Jadi makan goreng-gorengan dalam jumlah banyak dapat berdampak negatif pada kesehatan Anda.

Makanan Goreng Tinggi Kalori

Ketimbang metode memasak lainnya, menggoreng menambah banyak kalori. Makanan gorengan biasanya berlapis adonan atau tepung. Selanjutnya, saat makanan dalam prose penggoreng dengan minyak, banyak kehilangan air dan menyerap lemak, yang meningkatkan kandungan kalorinya.

Secara umum, makanan gorengan secara signifikan lebih tinggi lemak dan kalori daripada makanan yang tidak digoreng. Misalnya, satu kentang panggang kecil (100 gram) mengandung 93 kalori dan 0 gram lemak, sedangkan kentang goreng dalam jumlah yang sama (100 gram) mengandung 319 kalori dan 17 gram lemak.

Seperti dikutip Healthline, lemak trans terbentuk ketika lemak tak jenuh menjalani proses hidrogenasi. Produsen makanan sering menghidrogenasi lemak menggunakan tekanan tinggi dan gas hidrogen untuk meningkatkan umur simpan dan stabilitasnya. Tetapi hidrogenasi juga terjadi saat minyak dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi selama memasak.

Proses tersebut mengubah struktur kimiawi lemak, membuat lemak sulit terurai oleh tubuh, yang pada akhirnya dapat menyebabkan efek kesehatan yang negatif. Parahnya lagi, penggunaan minyak berkali-kali untuk menggoreng, menyebabkan kandungan lemak transnya meningkat. Padahal lemak trans berhubungan dengan peningkatan risiko banyak penyakit, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes dan obesitas.

Mengandung Zat Beracun

Satu lagi yang membuat makanan gorengan berbahaya bagi kesehatan adalah munculnya Akrilamida. Zat ini beracun yang dapat terbentuk dalam makanan selama memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng, memanggang, atau memanggang. Racun ini terbentuk oleh reaksi kimia antara gula dan asam amino yang disebut asparagine.

Makanan bertepung seperti produk kentang goreng dan makanan yang dipanggang biasanya memiliki konsentrasi akrilamida yang lebih tinggi. Satu ulasan menemukan hubungan sederhana antara akrilamida makanan pada manusia dan ginjal, kanker endometrium dan ovarium.

Lalu bagaimana menghindari efek buruk dari makanan gorengan? Padahal Anda suka sekali dengan masakan yang melalui proses menggoreng ini.

Jika Anda menyukai rasa gorengan, pertimbangkan untuk memasaknya di rumah menggunakan minyak yang lebih sehat atau metode “menggoreng” alternatif.

Minyak Sehat

Minyak zaitun/Shutterstock

Jenis minyak yang digunakan untuk menggoreng sangat memengaruhi risiko kesehatan. Beberapa jenis minyak dapat menahan suhu yang jauh lebih tinggi daripada yang lain, membuatnya lebih aman untuk digunakan.

Secara umum, minyak yang sebagian besar terdiri dari lemak jenuh dan tak jenuh tunggal paling stabil saat dipanaskan. Minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak alpukat termasuk yang paling sehat.

1. Minyak kelapa.

Lebih dari 90% asam lemak dalam minyak kelapa adalah minyak jenuh, yang membuatnya sangat tahan terhadap panas. Penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan setelah delapan jam terus menerus menggoreng, kualitasnya tidak memburuk.

2. Minyak zaitun

Minyak zaitun mengandung sebagian besar lemak tak jenuh tunggal, membuatnya relatif stabil untuk memasak dengan suhu tinggi. Satu analisis menemukan bahwa minyak zaitun dapat digunakan dalam penggorengan hingga 24 jam sebelum sejumlah besar oksidasi mulai terjadi.

3. Minyak alpukat

Komposisi minyak alpukat mirip dengan minyak zaitun. Ini juga memiliki toleransi panas yang sangat tinggi, menjadikannya pilihan yang cocok untuk menggoreng. Menggunakan minyak yang lebih sehat ini dapat menurunkan beberapa risiko yang terkait dengan makan makanan yang digoreng.

Alternatif untuk Menggoreng Tradisional

Selain menggunakan minyak yang sehat, Anda mungkin juga ingin mempertimbangkan beberapa metode memasak alternatif, termasuk:

Menggunakan oven

Metode ini melibatkan memanggang makanan pada suhu yang sangat tinggi (232 derajat celsius), yang memungkinkan makanan menjadi renyah menggunakan sedikit atau tanpa minyak.

Menggunakan air frying

Anda juga bisa "menggoreng" makanan dengan penggorengan udara panas. Mesin ini bekerja dengan mengedarkan udara yang sangat panas di sekitar makanan. Makanan akhirnya renyah di luar dan sangat lembab di dalam, mirip dengan gorengan tradisional, tetapi menggunakan 70–80% lebih sedikit minyak.

Jadi sebaiknya Anda mulai menghindari makan goreng-gorengan yang tidak sehat, carilah camilan yang lebih sehat. [*]

“Karena ‘Sehat itu Gampang’ mari kita praktikan Olahraga, Diet dan Kesehatan Mental”


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.