Covid pada Anak Berisiko Tinggi, Bantu dengan ASI

1
header-img
  • Covid pada anak penyebaran berasal dari droplet pernapasan atau kontak dengan periode inkubasinya 1-14 hari.
  • ASI mengandung faktor imun dan hormon pertumbuhan yang tidak bisa kita temukan di susu formula manapun.

noDokter - Masalah Covid pada anak perlu mendapat perhatian segera. Anak-anak rentan terhadap virus ini termasuk bayi. Sementara vaksin untuk anak-anak belum tersedia sedangkan imunitas pada kelompok belia ini juga belum berkembang sempurna.

Menurut data per 20 Juni 2021, dari 1,989 juta kasus Covid-19, kelompok umur anak berkontribusi 12,5 persen. Sementara data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sampai 5 Juli 2021 terungkap 140.877 kasus Covid-19 pada anak dengan konfirmasi meninggal hingga 556 anak.

dr Naomi

Kasunya dari yang tanpa gejala, ringan sampai yang berat. Proporsi kasus berat dan kritis itu sekitar 10,6 persen untuk anak usia di bawah 1 tahun. Sementara 7,3 persen pada anak 1-5 tahun dan seterusnya 4,2% untuk 6-10 tahun dan 4,2% pada 11-15 tahun dan 3% anak 16 tahun ke atas.

“Jadi melindungi populasi anak itu sangat penting,” kata Dokter Spesialis Anak dr. Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A (K), pada webinar ‘Menjaga Kesehatan dan Imunitas Anak di Masa Pandemi” yang digelar noDokter, Sabtu (14/8/2021). Seminar dipandu moderator Desyana Halim dan mendapat dukungan penuh dari Laserin Madu, Obat Herbal untuk Batuk Anak.

Gejalanya Ringan Sampai Berat

Menurut dr Naomi, Covid pada anak penyebaran berasal dari droplet pernapasan atau kontak. Periode inkubasinya 1-14 hari. Rata-rata 3-7 hari dengan manifestasi klinis dari ringan sampai berat. Dari yang tidak bergejala sampai demam, lemas, batuk kering, infeksi saluran napas atas (ISPA), nyeri tenggorokan, hingga gejala saluran cerna. “Biasanya gejala ini terjadi dalam 1-2 minggu namun ada yang berkembang menjadi pnenomia,” katanya.

Jadi bagaimana kita harus hidup di zaman pandemi ini? Dari sisi pendidikan, lanjut lulusan pendidikan spesialisasi di Universitas Indonesia pada 2000 itu, kita harus belajar blended learning, innovative learning. Dari kesehatan kita harus tahu bagaimana nutrisi, imunisasi, istiratahat, aktivitas jasmani dan telemedicine. “Sementara dari komunitas bagaimana kita mematuhi protokol kesehatan, dan disiplin,” tambahnya

Menurutnya, kebutuhan dasar anak selama pandemi harus tetap kita penuhi. Kebutuhan dasar anak itu terdiri dari Asah, Asih Asuh. Kebutuhan fisik biomedis itu atau asuh itu meliputi pemberian air susu ibu (ASI) sebagai pondasi. Juga gizi yang sesuai, kelengkapan imunisasi, pengobatan bila sakit, pemukiman layak, kebersihan individu dan lingkungan serta rekreasi dan bermain.

“Sementara kebutuhan Asih adalah kebutuhan akan kasih sayang atau emosi. Sedangkan Asah adalah kebutuhan stimulasi/latihan/bermain,” tambahnya dokter yang buka praktik di Siloam Hospitals Kebon Jeruk dan Siloam Lippo Cikarang itu.

Ia juga mengingatkan dari sisi kebutuhan nutrisi tentang pentingnya peran ASI. Selain faktor nutrisi, ASI juga mengandung faktor imun dan hormon pertumbuhan yang tidak bisa kita temukan di susu formula manapun. Ibu-ibu yang menyusui akan mentransfer immunoglobulins lewat ASI. Komposisi ASI banyak sekali zat-zat yang bioaktif yang sangat baik manfaatnya bagi tubuh anakk.

“Itulah sebabnya kami sangat menekankan untuk memberikan ASI. Bahkan pada ibu-ibu yang terkena Covid sekalipun, ASI-nya mengandung immunoglobulins seperti imunisasi pasif pada anak. Jadi si anak dapat terlindungi dari kekebalan yang diperoleh dari ASI ibunya,” tandasnya. [*]


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.