Bersepeda di Turunan, Kelihatan Mudah Tapi Berisiko

3
header-img
  • Jalanan turunan kelihatan mudah tapi memiliki tantangan tersendiri. Risiko mengintai jika Anda tidak berhati-hati.
  • Sehebat apapun skill dan sebagus apapun komponen-komponen sepeda menjadi tak berguna jika kita tidak fokus saat melewati turunan.

noDokter - Jalan menanjak melelahkan, jalan turunan takut. Jalanan turunan kelihatan mudah tapi memiliki tantangan tersendiri. Risiko mengintai jika Anda tidak berhati-hati ketika bersepeda di turunan.

Saat bersepeda, seringkali trek turunan sangat dinanti. Lega rasanya. Anda tak perlu lagi mengayuh dengan tenaga. Tapi bagaimana jika jalur turunan ini terlihat sangat panjang dan curam?

Bagaimana caranya untuk menyeimbangkan risiko keamanan dengan kecepatan pada saat bersepeda di turunan? Apakah perlu mencengkram erat rem sepeda? Itulah tantangannya. Kadang ada pula goweser merasakan perut mual ketika sepeda melaju sangat kencang ketika turunan tajam.

Bersikap tenang

Pikiran yang panik atau tidak fokus, ditambah badan yang kaku, akan mengacaukan segalanya. Jika perlu, berhenti sejenak di puncak jalan, tarik nafas untuk menenangkan badan dan pikiran sejenak.

Sering berlatih akan sangat membantu sikap lebih tenang. Mulai dengan kayuhan yang pelan, lalu tingkatkan pada kecepatan yang masih terasa aman dan nyaman di jalan turunan tersebut dan menikung. Setelah terbiasa,  kita sudah bisa menguasai turunan ini, kita bisa mencoba melakukan hal yang sama pada jalan lain, dan selalu ingat untuk santai, relax, dan tenang.

Fokus

Sehebat apapun skill bersepeda dan sebagus apapun komponen-komponen menjadi tak berguna jika kita tidak fokus saat melewat turunan. Usahakan jika diturunan agar tidak mengobrol dan tetap memperhatikan kondisi jalan agar tidak menabrak atau terjatuh.

Apalagi saat bersepeda berkelompok, fokus ini penting dengan tetap menjaga jarak aman. Ketika teman di depan mengerem, tentu harus focus mengikuti dari belakang agar terhindar dari tabrakan.

Posisi tubuh

Posisi merunduk menjadi cara terbaik menghadapi turunan. Dengan merunduk, dapat meningkatkan aerodimika, mengurangi hambatan angin dan tentu saja menambah kecepatan. Posisi badan seperti ini juga membuat titik berat (pusat massa) pada sepeda lebih rendah, menghasilkan support yang lebih kuat dan lebar.

Posisi duduk sebaiknya semundur mungkin dari sadel. Tujuannya adalah memberi beban roda belakang dan menambah stabilitas. Saat menikung, posisi tubuh yang lebih rendah akan lebih aman. Genggam stang sepeda dengan kuat. Stang dapat berbelok sendiri saat melewati turunan jika kita tidak memegangnya dengan kuat.

Pandangan ke depan

Pandangan sebaiknya ke arah depan paling tidak 30 meter ke jalur jalan. Hal ini penting sehingga jika ada jalan rusak atau lainnya, bisa mengantisipasi dari jarak yang aman. Begitu pula saat menikung tetap ke arah depan bukan ke jalanan agar bisa cepat bermanuver apabila terjadi sesuatu di depan.

Posisi kaki di tikungan

Apabila turunan belok ke kiri maka kaki kiri harus naik dan kaki kanan harus lurus ke bawah. Begitu pula sebaliknya. Tujuannya agar kaki crank tidak menghantam jalan raya saat belok. Karena ini sangat bahaya bisa menyebabkan kecelakaan.

Posisi kaki ini perlu dilatih dan dibiasakan agar menjadi otomatis. Teknik ini akan membantu untuk menjaga keseimbangan pada tikungan yang tajam sekalipun, apalagi dikombinasikan dengan posisi badan yang menunduk, karena pusat massa sepeda akan semakin rendah.

Jika menemukan tikungan tajam, posisi sepeda dan badan mungkin bisa mejadi sangat miring. Posisikan crank arm di posisi jam 3 dan jam 9, atau sejajar dengan permukaan jalan, untuk menghindari pedal tersangkut atau terseret ke permukaan jalan.

Teknik mengerem

Jangan hanya menggunakan satu rem saja untuk mengurangi kecepatan pada turunan yang panjang. Hindari pula menekan kedua rem depan belakang bersamaan terus menerus. Terutama pengguna wheelset rim brake.

Sebaiknya tekan rem depan tiga detik lantas lepaskan dan gantian dengan tekan rem belakang tiga detik. Begitu terus. Tujuannya agar memberi waktu wheelset untuk pendinginan dan permukaan brake line tidak rusak “mulet” karena kepanasan.

Tekan rem belakang duluan baru rem depan. Pegang rem di dropbar. Karena dengan memegang tuas rem di dropbar membuat pengereman lebih pakem dan lebih mantap. Juga untuk mengurangi risiko tangan meleset terlepas dari handlebar apabila pegangan di hood shifter. Selain itu, memegang dropbar juga lebih membebani roda depan agar lebih stabil

Jangan mengerem pada saat di tikungan. Gunakan rem sebelum tikungan. Ukur kecepatan yang kira-kira cocok dengan kemampuan kita dan pada saat di tikungan itu biarkan sepeda meluncur tanpa mengubah kecepatan lagi. Menggunakan rem pada saat berbelok sangat bahaya. Gaya dorong sepeda tidak sejajar dengan arah jalan. Membuat kontrol sepeda berubah dan rawan selip.

Jalan basah

Jalan yang basah lima  kali lipat lebih berbahaya dari jalan yang kering. Untuk mengerem juga diperlukan jarak yang lebih jauh. Jadi sebaiknya kurangi kecepatan sepeda pada jalan turunan yang basah atau hujan, tidak perduli apakah sepeda kita memakai ban basah atau ban baru, kita tidak pernah tahu apa yang di depan sana. [*]


Apakah artikel ini membantu anda?

Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberikan pengalaman terbaik untuk Anda.
Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda menyukai website ini.